Soloraya
Sabtu, 3 Juni 2023 - 15:40 WIB

Sendang Sumber di Sidoharjo Sragen, Mata Air dari Tancapan Tongkat Joko Tingkir

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah sumur berdiameter 1 meter itu merupakan Sendang Sumber yang sekarang masih dilestarikan warga di Dusun Dukuh, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Sabtu (3/6/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sendang Sumber yang terletak di Dusun Dukuh, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, dipercaya masyarakat setempat sebagai petilasan Raja Pajang Sultan Hadiwijaya yang saat itu masih bernama Joko Tingkir. Sendang itu ditemukan seorang petani setempat saat membajak sawah pada 1910.

Informasi tersebut disampaikan Ketua RT 007 Dusun Dukuh, Muh. Husnul Azis, saat mengisahkan riwayat Sendang Sumber dalam momentum syukuran di Sendang itu, Sabtu (3/6/2023). Azis mendapatkan kisah itu setelah mengumpulkan cerita-cerita dari para sesepuh dan anak cucu juru kunci.

Advertisement

“Sendang ini dulu ditemukan oleh Mbak Diman pada 1910. Pada saat itu lokasi sendang ini masih berupa sawah. Mbah Diman membajak sawah dengan bajak (brujul) yang digerakan dengan tenaga kerbau. Saat membajak itulah, kerbaunya Mbak Diman ini berhenti dan ndoprok tidak mau bergerak. Kemudian Mbah Diman yang juga orang pintar ini menyelidiki ada apa di sekitar kerbau itu,” ujarnya.

Ternyata Mbah Diman menemukan kayu yang berkilau dari kejauhan. Setelah didekati dan kayu itu diambil ternyata di bawahnya ada sumber air. Mata air itu dipercaya sebagai petilasan Joko Tingkir saat singgah dalam perjalanan ke Tambak.

“Munculnya mata air itu karena Joko Tingkir saat itu haus dan menancapkan tingkat ke tanah. Setelah tongkat dicabut kemudian muncul mata air. Setelah meminum airnya, Joko Tingkir itu menutupi sumber itu dengan kayu dan melanjutkan perjalanan ke Tambak,” jelasnya.

Advertisement

Azis menerangkan Mbah Diman kemudian memelihara sumber air itu dan diberi nama Sendang Sumber. Di sekitarnya ditumbuhi pohon tanjung, kecik, dan beringin. Hingga sekarang, pohon-pohon itu masih ada. Dari mbah Diman ini, jelas dia, juru kunci dilanjutkan Mbah Sumosemito, kemudian dilanjutkan anaknya, Arjo Senen.

“Setelah itu juru kunci dilanjutkan Mbah Minarto. Setelah meninggal, juru kunci diteruskan Mbah Suramto yang sekarang sebutannya Ki Suramto,” jelasnya.

Camat Sidoharjo, Agus Tri Pranoto, menyampaikan Sendang Sumber diharapkan bisa menjadikan sumber penghidupan bagi warga sekitar, terutama di sektor pertanian. Harga panen padi di sini, kata dia, bisa laku Rp11 juta per patok. Dia sudah pernah menghitung bahwa hasil panen di Tenggak ini untuk satu kali panen itu bisa dikonsumsi selama tujuh tahun tidak habis.

Advertisement

“Artinya hasil panennya luar biasa. Petani bisa panen tiga kali. Hasil panen itu ada yang dikirim ke luar Sragen lewat penebas,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif