SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan gapura Taman Sriwedari. (JIBI/Solopos/Dok)

Sengketa Sriwedari yang tak kunjung selesai menjadi perhatian DPR.

Solopos.com, SOLO – Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, meminta masyarakat Solo tak resah dengan polemik lahan Sriwedari yang akhirnya dimenangkan ahli waris. Komisi X DPR berkomitmen menjaga sejumlah cagar budaya di Sriwedari agar tetap lestari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal itu disampaikan Abdul Kharis saat dengar pendapat dengan elemen masyarakat di Laweyan beberapa waktu lalu. Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, bangunan cagar budaya seperti Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari mutlak harus dipertahankan sebagai kantong kesenian. “Bahkan sebisa mungkin dikembangkan,” ujarnya.

Abdul Kharis melihat GWO Sriwedari telah menjadi salah satu jujukan wisata di Kota Bengawan. Bangunan tersebut juga menjadi “kawah candradimuka” pengembangan kesenian tradisional wayang orang di Nusantara. Kharis mengaku mendapat banyak uneg-uneg seniman yang meminta GWO tetap dipertahankan meski beralih ke ahli waris.

Menurut Kharis, komisinya yang membidangi masalah pariwisata, kesenian dan kebudayaan memberi perhatian tersendiri terhadap hal tersebut.

“GWO Sriwedari sudah menjadi hiburan rakyat. Masalah ini (sengketa lahan) menjadi perhatian kami di DPR,” tegasnya.

Wakil Ketua DPRD, Abdul Ghofar Ismail, meminta ahli waris dan Pemkot arif dalam rencana pengelolaan ruang-ruang publik di Sriwedari di masa mendatang. Sementara ini, pihaknya meminta Pemkot tetap turun tangan merawat GWO Sriwedari sebelum lahan benar-benar diambil alih ahli waris. “Ke depan perlu ada kajian tersendiri terkait pemanfaatan Sriwedari dan seisinya.”

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Demokrat Nurani Rakyat DPRD, Supriyanto, berharap Presiden Joko Widodo segera merespons harapan rakyat Solo tentang Sriwedari. Ihwal permohonan eksekusi lahan yang diajukan ahli waris, dia meminta kepentingan pedagang juga menjadi pertimbangan.

“Pedagang-pedagang di Sriwedari harus dirangkul, jangan malah diusik. Mereka juga bagian dari Sriwedari,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya