SOLOPOS.COM - Ilustrasi #savesriwedari yang beredar di dunia maya beberapa hari terakhir. Ilustrasi kreatif tersebut diinisiasi Solidaritas Telemaya. (Istimewa)

Sengketa Sriwedari, akibat ada friksi, kegiatan 1.000 lilin #savesriwedari batal digelar

Solopos.com, SOLO–Kegiatan 1.000 Lilin #savesriwedari sebagai respons keprihatinan atas konflik Sriwedari batal digelar, Sabtu (19/9/2015). Adanya friksi dan kekhawatiran aksi bakal ditunggangi kepentingan politis membikin rangkaian kegiatan urung dilaksanakan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan Solopos.com hingga pukul 19.00 WIB, tidak terlihat tanda-tanda digelarnya acara. Padahal dalam agenda sebelumnya, rangkaian kegiatan 1.000 Lilin #savesriwedari dimulai dari pukul 10.00 WIB lewat aksi grafiti di Sriwedari dilanjutkan pengajian dan pameran foto. Puncak acara Sabtu malam yakni penyalaan 1.000 lilin sebagai aksi keprihatinan atas konflik Sriwedari. Beberapa band indie Solo juga dijadwalkan tampil.

“Sebenarnya izin dari kepolisian sudah turun. Namun karena ada problem internal, acara terpaksa dibatalkan,” ujar koordinator #anakmudasolo, Sonny Arendra Fardian, saat ditemui wartawan di Gedung Kesenian Solo (GKS) kompleks Sriwedari.

Kegiatan 1.000 Lilin merupakan kerja sama komunitas #anakmudasolo beserta Forum Komunikasi Sriwedari (Foksri).
Informasi yang dihimpun Solopos.com, beberapa anak muda penyokong acara memilih mengundurkan diri lantaran menganggap aksi 1.000 Lilin #savesriwedari rawan ditunggangi kepentingan politis. Mereka memutuskan menolak mengikuti acara Jumat (18/9/2015) atau sehari sebelum acara digelar. Menyikapi tudingan tersebut, Sonny menampiknya.

“Ini murni gerakan anak muda yang ingin Sriwedari kembali ke pangkuan negara. Memang ada beberapa penampil yang mendadak tidak bisa hadir, tapi itu lebih karena miskomunikasi,” tuturnya.

Sonny tak menampik ada kekecewaan dari kalangan anak muda lantaran acara urung digelar. Terlebih pihaknya sudah menyosialisasikan kegiatan tersebut secara masif. Sejumlah piranti seperti sound system juga telanjur disewa. Pihaknya berencana menyiapkan aksi serupa pada 28 September sebagai ganti gagalnya aksi akhir pekan ini.

“Aksi #savesriwedari tak batal sepenuhnya, hanya diundur. Kami pastikan acara bakal lebih matang dan terkonsep 28 September nanti.”

Pengelola GKS yang juga panitia #savesriwedari, Yayok Aryoseno, mengamini adanya kekhawatiran penumpang gelap sehingga membuat acara terpaksa diundur. Namun ia menjamin kekhawatiran itu tidak beralasan karena gerakan tidak berafiliasi dengan kekuatan politik tertentu.

Pembina Foksri, B.R.M.H. Kusumo Putro, mendukung sepenuhnya gerakan #anakmudasolo. Menurutnya aksi tersebut penting agar publik mengetahui pentingnya Sriwedari. Dia menampik acara batal lantaran masih memanasnya konflik Sriwedari.

Salahudin al Ayubi, salah satu band pengisi acara #savesriwedari, membenarkan batalnya kegiatan. Seorang personel band, Anton, kepada Solopos.com, menilai mepetnya persiapan membuat acara menjadi amburadul. Anton menyebut #savesriwedari dipersiapkan kurang dari sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya