Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Salah seorang pengusaha mebeler di Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Sartono mengaku terpaksa memangkas jumlah karyawannya menyusul sepinya order akhir-akhir ini. Bahkan tahun lalu dia nilai barang yang diekspor kurang dari satu kontainer.
“Sekarang ini bahkan tidak ada order dari luar negeri yang masuk. Karena itu kalau dulu jumlah pekerja saya puluhan orang, sekarang ini paling-paling tinggal empat orang,” ujar Sartono.
Menurut dia order luar negri terakhir yang dilayani datang dari Italia di antaranya berupa meja dan kursi. Namun Sartono yang mengaku tak ingat nominal ekspor itu mengatakan jumlah barang yang dikirim dinilai sedikit, karena tak ada satu kontainer. Kendati demikian dia mengaku tak putus asa menekuni usaha mebel tersebut. Karena selain usaha itu menjadi satu-satunya lahan mata pencahariannya, dia juga mengaku mempunyai kepuasan tersendiri menekuni usaha yang telah digelutinya puluhan tahun tersebut.
Sepinya order mebel juga dialami salah seorang pengusaha mebel di Jambu Kulon, Ceper, Klaten lainnya, Fahmi Wahyudi. Bahkan beberapa waktu lalu dia mengaku keberatan membayar PBB sehingga menunggak beberapa tahun. Sebelumnya atau saat usahanya lancar, dia mengaku tak pernah menunggak pajak. Dia menambahkan ditolaknya surat keberatan pembayaran pajak
bumi dan bangunan juga menjadi salah satu penyebab menunggaknya pembayaran PBB beberapa waktu lalu.
“Beberapa kali saya meminta keringanan pajak ke DPPKAD tetapi tidak dikabulkan. Tiga tahun sebelun menunggak ini kami lancar membayar pajak. Tetapi terus akhir-akhir ini order kami sedang lesu, kami juga keberatan membayar pajak,” kata Fahmi.