Solopos.com, KLATEN — Stefanus Unggul Setiaji, 10, berpulang selamanya saat dia bertamasya naik sepur kelinci. Bendera kecil warna merah terpasang di ujung jalan menuju Dusun Slametan, Desa Gatak, Kecamatan Ngawen, Klaten, Senin (2/9/2013). Puluhan pelayat duduk di kursi di bawah deklit warna biru di halaman rumah pasangan suami istri, Risdiyanto, 54, dan Suprihatin, 50.
Kedua mata Suprihatin terlihat sembap. Dia amat terpukul atas musibah yang dialaminya. Stefanus Unggul Setiaji, 10, buah hatinya berpulang untuk selama-lamanya, Minggu (1/9) sore.
Siapa sangka, niat bertamasya ke Objek Wisata Mata Air Cokro (OMAC) dengan mengendarai kereta kelinci itu bakal berujung petaka. Kisah pilu itu diawali ketika rombongan anak yang ingin mengisi hari Minggu dengan bermain air di OMAC.
Didampingi orang tua dan saudaranya, mereka berangkat ke OMAC mengendarai kereta kelinci pada Minggu pagi. Setelah puas bermain di arena waterboom, rombongan anak itu pun pulang dengan kereta kelinci tersebut. Namun, petaka itu datang di jalan yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah korban.
“Saat itu Unggul ingin mengambil tas yang jatuh. Dia nekat melompat dari atas kereta. Namun dia terjatuh dan terlintas roda kereta tepat di bagian perutnya,” ujar Setyo, 12, teman korban yang menyaksikan kejadian tragis itu dari atas kereta kelinci.