SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Kalangan peternak di Dusun Winong dan Krakitan, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, memperketat pengamanan kandang ayam mereka ketika malam hari.  Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi bertambahnya ayam yang mati mengenaskan akibat serangan anjing liar yang turun dari perbukitan Gunungsari.

Kepala Desa Krakitan, Sunudi, mengakui terdapat sejumlah kandang ayam milik warga Desa Krakitan yang berada di pinggiran hutan di perbukitan Gunungsari. Menurutnya, pengamanan kandang ayam sudah ditingkatkan sejak dua malam terakhir.
“Pengamanan semalam, kami tidak menemukan anjing liar itu. Pengamanan akan terus dilakukan hingga keadaan kembali normal,” ujar Sunudi saat dihubungi Solopos.com melalui ponselnya, Jumat (22/2/2013).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sunudi memastikan bahwa makhluk yang menyerang ratusan ayam milik warga itu adalah segerombolan anjing liar. Menurutnya, seorang warga yang bernama Supri sudah memergoki sejumlah anjing liar yang mencoba memasuki kandangnya dua hari lalu. Namun, dia mengakui, upaya pengamanan ternak ayam dari ancaman serangan anjing itu tidaklah mudah. Pasalnya, sejumlah anjing itu tidak lagi takut kepada manusia. Bahkan saat warga mencoba menembak anjing itu dengan senapan angin, anjing itu malah balik mengejar warga.

“Anjing itu sempat berlari mengejar Pak Supri yang membawa senapan angin. Namun akhirnya gerombolan anjing itu bisa melarikan diri,” ujar Sunudi.

Sunudi mengungkapkan keanehan serangan anjing yang membuat ratusan ayam mati terkoyak itu. Kendati ayam-ayam itu ditemukan mati dalam kondisi terkoyak, warga tidak mendapati adanya bercak darah.

“Ini aneh, tapi begitulah adanya. Tubuh ayam itu diterkam hingga terkoyak, tetapi tidak ada bercak darah,” paparnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Klaten, Sri Muryani Dwi Atmini, mengatakan Pemkab Klaten tidak bisa memberikan kompensasi atas matinya ayam milik peternak akibat terkaman anjing liar itu. Menurutnya, kompensasi hanya diberikan kepada warga yang hewan ternaknya terserang wabah penyakit dalam skala nasional.

“Penyebab kematian ayam itu bukan karena wabah penyakit, melainkan karena terkaman anjing. Jadi, pemerintah tak bisa memberikan kompensasi,” tutur Sri.

Sri juga berharap pengamanan kandang ayam bisa diperketat untuk menanggulangi serangan anjing liar itu. Menurutnya, kasus yang terjadi di Desa Krakitan itu mirip dengan kasus yang terjadi di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, tahun lalu.

“Bedanya di Karanganom, anjing liar itu menyerang kambing. Sementara di Krakitan, anjing liar itu menyerang ayam,” papar Sri.

Sebelumnya, sedikitnya 700 ekor ayam milik enam peternak di Dusun Winong dan Krakitan, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, mati mengenaskan dengan tubuh terkoyak dalam dua pekan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya