Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Kepala Desa Krakitan, Sunudi, mengatakan sebenarnya gerombolan anjing liar itu masih turun dari hutan di perbukitan Gunungsari. Kendati demikian, anjing-anjing itu tidak berani mendekati kandang ayam yang dijaga ketat oleh peternak. “Para peternak bersenjatakan senapan angin dan senapan yang biasa digunakan untuk menembak ikan di rawa. Anjing itu tetap turun gunung, tetapi tidak berani mendekati kandang,” ujar Sunudi kepada Solopos.com, Minggu (24/2/2013).
Sunudi menjelaskan kendati tidak mendekati kandang ayam, gerombolan anjing liar itu tetap berkeliaran di perkampungan. Bahkan, anjing liar itu dikabarkan sudah sampai di Dusun Salam, Desa Sembung, yang berbatasan dengan Desa Krakitan. “Ada warga di desa sebelah yang pernah memergoki beberapa anjing liar itu di perkampungan saat malam hari. Kemungkinan karena kandang di desa kami dijaga ketat, anjing-anjing itu pindah ke desa lain untuk mencari mangsa,” ujar Sunudi.
Sunudi menambahkan, penjagaan kandang sejauh ini cukup dilakukan peternak dan anak buahnya. Sebenarnya pihaknya menyiapkan sejumlah anggota hansip untuk membantu peternak mengamankan kandang. Akan tetapi, kalangan peternak merasa mampu mengamankan kandang sendiri tanpa bantuan hansip. “Setiap peternak biasanya memiliki anak kandang yang bertugas merawat kandang ternak dan memanen telur. Peternak meminta anak kandang untuk berjaga-jaga di malam hari,” ujarnya.
Sunudi mengaku belum tahu sampai kapan peternak akan terus menjaga kandang dari ancaman serangan anjing liar. Menurutnya, penjagaan kandang akan akan dihentikan jika keadaan sudah aman. Ditanya apakah ada rencana jemput bola ke hutan untuk menembak anjing liar itu, dia menilai langkah itu terlalu membahayakan. “Anjing liar itu punya naluri yang sangat buas. Kalau harus jemput bola itu membahayakan keselamatan warga,” ujarnya.