Soloraya
Sabtu, 16 Januari 2021 - 16:00 WIB

Serangan Hama Tikus Kian Mengganas, Ratusan Hektare Sawah di Sukoharjo Rusak

R Bony Eko Wicaksono  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tikus (JIBI/Harian Jogja/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Hama tikus menyerang puluhan hektare lahan pertanian di Sukoharjo. Para petani kewalahan membasmi hama tikus saat awal masa tanam (MT) III.

Serangan hama tikus kian merajalela saat musim penghujan. Hama tikus lebih cepat berkembang biak saat kondisi tanah lembap. Lahan pertanian yang diserang tikus paling parah di wilayah Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Polokarto. Hewan pengerat ini menyerang pada malam hari.

Advertisement

Kepala Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Sugeng Riyadi, mengatakan tikus keluar dari lubang di areal persawahan pada sore hari. Jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor. Mereka langsung merusak batang tanaman padi.

Misteri Ular Berkepala Manusia di Embung Pengantin Sukoharjo yang Suka Ganggu Pemancing

"Lahan pertanian di Desa Mulur seluas 172 hektare. Sementara lahan pertanian yang diserang hama tikus sekitar 100 hektare. Jadi separuh lebih areal persawahan rusak diserang tikus," kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com di Sukoharjo, Sabtu (16/1/2021).

Advertisement

Lahan pertanian yang dirusak tikus tak bisa dipanen. Para petani harus menanam ulang benih padi . "Para petani harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli benih padi dan pupuk. Padahal, mereka belum memanen padi," ujar Sugeng.

Sementara itu, seorang petani asal Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Warsito, mengatakan tikus membentuk kelompok saat menyerang.  Mereka bisa merusak lebih dari lima hektare sawah dalam semalam.

Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Ir Soekarno Sukoharjo Nekat Berjualan Di Pinggir Jalan

Advertisement

Para petani gencar melakukan berbagai upaya untuk membasmi tikus. Misalnya, memberi umpan makanan yang diberi racun atau melakukan geropyokan. "Induk tikus jika beranak bisa mencapai belasan ekor. Kami kesulitan membasmi tikus karena jumlahnya terlalu banyak," ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif