Soloraya
Selasa, 3 Juli 2018 - 19:15 WIB

Seratusan Ton Ikan WKO Boyolali Mati, Petani Rugi Rp2 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI</strong> — Para petani-nelayan karamba di <a title="Makam Nyi Ageng Serang Diyakini Tenggelam di WKO Boyolali" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180606/492/920687/makam-nyi-ageng-serang-diyakini-tenggelam-di-wko-boyolali">Waduk Kedung Ombo </a>&nbsp;(WKO) Desa Wonoharjo, Kemusu, Boyolali, harus menelan pil pahit setelah ikan yang mereka ternakkan di keramba tersebut mati mendadak. Tak kurang 100 ton ikan siap panen mati di permukaan WKO.</p><p>Akibatnya, para petani-nelayan itu menderita kerugian yang nilainya diperkirakan mencapai total Rp2 miliar. Salah satu petani, Budi Siswanto, menjelaskan kematian ratusan ribu ikan di WKO terjadi secara tiba-tiba sejak Minggu (1/7/2018) malam. Nelayan karamba dari Dukuh Bulu, Wonoharjo, sangat terpukul dengan kejadian itu.</p><p>"Lebih dari 100 ton ikan nila merah dan emas mati semua, mulai dari benih hingga ikan siap panen. Kalau dinilai rupiahkan, dengan asumsi harga ikan Rp20.000/kg, ya sekitar Rp2 miliar uang nelayan melayang," jelas Budi kepada <em>Solopos.com</em>, Selasa (3/7/2018).</p><p>Budi menjelaskan penyebab matinya ikan-ikan karamba <a title="Lebaran, Wanawisata WKO Perhutani Diserbu Ribuan Wisatawan" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180618/492/922811/lebaran-wanawisata-wko-perhutani-diserbu-ribuan-wisatawan">WKO</a> adalah terpaparnya permukaan air WKO oleh zat amoniak yang beracun. Amoniak ini dari sisa-sisa pakan ikan serta endapan kotoran ikan yang telah berubah menjadi racun.</p><p>Ketika musim kemarau panjang datang, amoniak di dasar WKO tersebut naik ke permukaan dan meracuni ikan-ikan. "Air waduk ini lantas berubah warna karena pengaruh amoniak. Ikan-ikan mati semua," jelasnya.</p><p>Menurut Budi, upaya mengurangi kerugian nelayan akibat pencemaran racun itu ialah dengan menanti musim hujan datang. Selain itu, petani bisa memanen ikan sebelum datang musim kemarau.</p><p>"Kalau persoalannya karena kekurangan oksigen, bisa diatasi dengan penambahan oksigen. Tapi kalau amoniak, ya berat. Salah satunya menanti datangnya musim hujan agar amoniak larut," jelasnya.</p><p>Meski demikian, sambungnya, sebagian besar nelayan karamba hanya bisa pasrah atas bencana itu. Nyaris tak ada satu pun ikan yang tersisa hidup akibat terpapar amoniak.</p><p>"Tahun ini nyaris gagal total. Semua ikan karamba mati semua. Bahkan ikan-ikan liar juga mulai lemas di WKO," jelasnya.</p><p>Kepala Desa Wonoharjo, Gunadi, membenarkan musibah tersebut diakui sangat memukul para petani di desanya. Ia berharap musibah tersebut tak meluas ke sejumlah daerah lainnya di WKO <a title="Cak Dikin Bikin Wisata Air Ngehits di Banyudono Boyolali" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180425/492/912133/cak-dikin-bikin-wisata-air-ngehits-di-banyudono-boyolali">Boyolali</a>.</p><p>Perangkat Desa Wonoharjo, Pujiyanto, menambahkan musibah gagal panen nelayan karamba WKO tahun ini terbilang cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Tahun ini, nyaris semua nelayan WKO di Bulu gagal panen semua. Petani rugi besar karena ikan sudah siap panen," jelasnya.</p><p><br /><br /></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif