Solopos.com, KARANGANYAR — Musim buah durian di Karanganyar telah tiba. Durian-durian milik warga di kabupaten berjuluk Bumi Intanpari itu telah matang dan dipetik untuk dijual kepada masyarakat umum.
Hal itu seperti yang dilakukan warga di Desa Tunggulrejo, Kecamatan Jumantono. Di salah satu desa penghasil durian itu banyak warga setempat menjajakan durian mereka di depan rumah. Ada yang jumlahnya banyak, ada juga yang sedikit, tergantung jumlah durian yang matang di pohon milik mereka.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Ada juga para pengepul yang mengambil durian dari pohon-pohon milik warga setempat. Biasanya, di pengepul ini jumlah durian yang dijual justru lebih banyak sehingga masyarakat lebih leluasa memilih durian yang diinginkan.
Harga durian bervariasi mulai Rp30.000 hingga ratusan ribu rupiah per buah. Perbedaan harga tergantung besar kecilnya durian.
Soal rasa, durian lokal Jumantono ini secara umum memiliki rasa khas manis-pahit. Sedangkan warna daging buahnya beragam, ada yang kuning dan ada yang putih.
Salah satu pedagang durian setempat, Giat, mengatakan musim durian ini sudah diawali akhir Desember 2022. Saat itu buah durian milik warga sudah mulai matang meskipun masih sedikit. Sedangkan saat ini jumlah durian yang matang semakin banyak.
“Mulai Desember 2022 sudah pada matang tapi sedikit. Sekarang hampir semua durian sudah pada matang,” ujar pedagang di area Telaga Kusuma Jumantono ini, Sabtu (14/1/2023).
Pedagang durian lainnya, Wiryo Rejo, mengatakan musim durian ini masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, durian yang matang tidak bersamaan.
“Mungkin musimnya bisa sampai Februari atau Maret karena kan matangnya bergantian,” ujarnya saat ditemui di rumahnya di Dusun Dayak, Desa Tunggulrejo.
Ia menambahkan bahwa musim durian kali ini hasilnya cukup bagus. Banyak pohon yang menghasilkan durian cukup banyak.
Demikian pula dengan rasa. Di musim durian kali ini, secara umum durian yang dipetik rasanya enak meskipun tidak segurih pada 2019.
“Pada 2019 itu seingat saya rasanya itu enak sekali. Kalau sekarang ya tetap enak, tapi tidak seenak pada musim itu. Saya tidak tau penyebabnya. Mungkin faktor hujan,” ujarnya.