SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO- Organisasi Angkutan Darat (Organda) Boyolali mengaku gerah atas aksi razia angkutan darat yang gencar dilakukan akhir-akhir ini. Mereka bahkan mengancam akan melakukan aksi mogok massal lantaran aksi tersebut dinilai sangat merugikan usaha mereka.

Ketua Organda Boyolali, Tulus Budiono di hadapan Dirjen Angkutan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Suroyo Alimoesa menegaskan, sekarang ini para pengusaha otobus (PO) di wilayahnya sangat resah atas praktek razia angkutan umum yang dilakukan aparat gabungan. Mereka menilai razia itu terkesan mengada-ada lantaran setiap bus yang memakai ban vulkanisir langsung ditilang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Padahal, menurut kami selama kedalaman bulir ban masih baik, itu tak melanggar aturan. Tapi, kenapa kami ditilang?” tanya Tulus dalam acara pengarahan tentang keselamatan transportasi jalan kepada para pengusaha bus di Graha Soloraya, Solo, Jumat (17/2/2012).

Hadir dalam acara itu, pengurus Organda se-Jawa Tengah dan se-Daerah Istimewa, serta pegawai Dinas Perhubungan se-Jateng-DIY.

Tulus menegaskan, pemerintah mestinya bisa memahami lesunya usaha angkutan darat sekarang ini. Dengan pendapatan yang berkala—kala ada, kala tak ada—para PO mengaku keberatan untuk mengganti setiap ban vulkanisr dengan ban terbaru.

“Pendapatan kami bersih sehari hanya Rp120.000/ hari. Tapi, itu masih dipotong biaya operasional yang mencapai Rp90.000/ hari. Kalau keuntungan yang tak seberapa itu harus dipakai untuk beli ban baru, ya kami tak kuat,” paparnya.

Razia angkutan darat akhir-akhir ini, diakui Tulus, memang sebagai dampak langsung dari berderet kasus kecelakaan maut di sejumlah wilayah Nusantara yang menewaskan banyak korban jiwa. Meski demikian, kasus tersebut mestinya tak dipukul rata di setiap angkutan darat lainnya. “Kami terkesan menjadi korban. Kami akan siap menggeruduk dan melakukan aksi besar-besaran atas razia itu,” ancamnya

Menanggapi hal itu, Suroyo serta jajaran Dinas Perhubungan di Jateng dan DIY tetap bergeming. Menurut mereka, razia tersebut justru untuk mencegah kecelakaan yang lebih parah. “Secara teknis, ban vulkanisir itu berbahaya di jalanan meski masih ada bulirnya. Jadi, jangan beralasan pendapatan lesu, terus tak mau mengganti ban yang sudah tak layak,” paparnya.

Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Solo, Sri Baskoro juga menyatakan hal serupa. “Terserah kalau mereka demo. Yang jelas, razia akan terus kami galakkan untuk menertibkan angkutan yang nakal,” tegasnya. JIBI/SOLOPOS/Aries Susanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya