SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengaku tidak sakit hati disebut preman Solo oleh Megawati Soekarnoputri. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, tidak merasa sakit hati kerap disebut sebagai premannya Solo oleh Megawati Soekarnoputri.

“Oh ya, dan itu saya enggak sakit hati. Preman bukan pencuri, bukan perampok, bukan mencopet. Preman dalam artian berkutat dalam kehidupan yang keras, berkelahi. Itu lah saya dijuluki oleh Mbak Mega, preman. Preman jangan dikonotasikan jelek,” ujar dia di sela-sela peringatan HUT ke-77 Megawati, Selasa (23/1/2024).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Rudy, panggilan akrabnya, mengaku justru bangga mendapat julukan Preman Solo dari Megawati. Tapi dia mengaku sudah lama berhenti dari segala aktivitas tidak baik yang membuat julukan preman Solo muncul.

“Sekali lagi, kalau saya dijuluki preman, enggak sakit hati. Saya bangga masih diingat Bu Mega,” tutur dia.

Rudy mengatakan sebuah keberanian lahir atau muncul dari sebuah ketertindasan. Saat masih muda dia berkutat dalam kehidupan yang keras dan ketidakadilan. Sehingga memunculkan rasa berani dan perlawanan atas situasi saat itu. “Keberanian muncul karena ketertindasan, karena ketidakadilan. Saya tidak sakit hati,” imbuh dia.

Rudy menjelaskan cerita kebersamaannya dengan Megawati sudah sangat panjang. Pernah ada masa dia dipukuli karena membela PDIP. “Ketika masa Pemilu 1987, masa reformasi, saya dipukuli dan sebagainya, beliau tahu. Kita berani berdiri di depannya. Itu beliau mengingat terus hal-hal yang semacam itu,” kata dia.

Situasi saat itu, menurut Rudy, memang membutuhkan sosok yang berani melawan kekuatan ketidakadilan. Jika perlawanan tidak dilakukan, dia menyatakan, PDIP akan terus diinjak-injak. Disinggung seringnya Megawati di-bully di media sosial, Rudy mengaku biasa saja. Dia tidak merasa sedih atau pun merasa marah.

“Oh biasa. anak ideologis Bung Karno harus siap empat B, dibuang, dibunuh, dibui, dan di-bully. Itu sudah biasa, enggak apa-apa. Mereka yang mem-bully itu setelah tahu persis, banyak yang minta maaf kepada saya. Namanya Ibu rakyat, biar pun di-bully tetap setia kepada rakyat, terutama kaum marhaen,” sambung dia.

Rudy mengatakan setiap pejuang harus siap menanggung segala risiko maupun buah dari apa yang diperjuangkannya. “Jadi kalau Mbak Mega di-bully ya namanya juga pejuang. Itu lah risiko dari perjuangan ini,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya