SOLOPOS.COM - Para pelajar SMKN 1 Juwiring Klaten mengunjungi salah satu perajin gerabah Desa Melikan, Kecamatan Wedi, dalam kegiatan outing class, Rabu (14/6/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Ratusan siswa SMKN 1 Juwiring, Klaten, ramai-ramai mendatangi sentra kerajinan gerabah di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Rabu (14/6/2023). Mereka datang untuk mengikuti outing class dan praktik langsung membuat gerabah di desa tersebut.

Dalam kegiatan itu, para siswa melakukan jelajah kampung melihat secara langsung aktivitas para perajin gerabah. Setelah itu, mereka praktik langsung membuat gerabah termasuk dikenalkan ciri khas teknik pembuatan gerabah di Melikan yakni putaran miring.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selama kegiatan, mereka didampingi pengelola Desa Wisata (Deswita) Gerabah Melikan serta karang taruna Desa Melikan. Kegiatan outing class itu menjadi bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kebekerjaan.

Para pelajar SMKN 1 Juwiring yang ikut kegiatan di sentra kerajinan gerabah Desa Melikan, Klaten, itu yakni siswa kelas X dengan jumlah total 350 orang. Mereka mengikuti kegiatan itu terbagi dalam dua gelombang.

“Kelas X sekarang sudah berjalan P5. Ada beberapa tema salah satunya kebekerjaan. Sekolah kami basic-nya SMK. Kegiatan ini sekaligus membuka wawasan terkait kewirausahaan,” kata Koordinator P5 SMKN 1 Juwiring, Adhi Manyu Sakti Prabowo, saat ditemui Solopos.com di sela kegiatan.

Adhi menjelaskan pemilihan kegiatan praktik langsung di Melikan lantaran ada nilai kearifan lokal serta membuka wawasan baru bagi para siswa. “Di sekitar kami sebenarnya ada kerajinan payung dan lain-lain. Kemudian kami mengobrol dengan para siswa dan ingin mengeksplorasi kerajinan gerabah untuk mendapatkan hal baru,” kata Adhi.

Teknik Unik

Dari kegiatan di Melikan itu, Adhi berharap para pelajar SMKN 1 Juwiring, Klaten, bisa melihat bagaimana memanfaatkan hal-hal yang ada di sekitar mereka. “Jadi ada nilai kearifan lokal, sisi sosial, hingga anak-anak bisa mengetahui proses pemasaran,” ujarnya.

Para perajin gerabah Melikan hingga kini masih eksis berproduksi. Ada 200-300 keluarga yang membikin produk gerabah. Salah satu ciri khas produk gerabah dari Melikan yakni teknik pembuatan yang dilakukan dengan putaran miring.

Teknik pembuatan gerabah dengan putaran miring menggunakan perbot atau meja putar yang dibikin miring. Mereka duduk di dingklik dan menyerong. Kaki mereka menendang bambu yang untuk memutar perbot.

Bilah bambu dan perbot terhubung oleh tali. Ketika perbot berputar, perajin mulai membikin bentuk gerabah yang diinginkan. Teknik tersebut hingga kini terus dilestarikan warga terutama para perempuan.

Selain memudahkan kaum perempuan, teknik pembuatan gerabah dengan putaran miring mengandung filosofi kaum perempuan bisa memproduksi gerabah dengan tetap menjaga kesopanan. Teknik unik tersebut pun mendapatkan perhatian dari dunia internasional.

Warga dari berbagai negara berdatangan ke Melikan lantaran penasaran dengan teknik tersebut. Produk gerabah yang dihasilkan dari teknik putaran miring itu terutama jenis-jenis barang yang kecil seperti cobek, mangkuk, tempat sayur, dan lain-lain. Sementara, jenis gerabah berukuran besar biasa diproduksi dengan teknik putaran tegak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya