Solopos.com, BOYOLALI — Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Pandan Arang (RSPA) Boyolali menggelar acara puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 di halaman parkir setempat pada Selasa (14/11/2023) pagi.
Acara berlangsung seru dengan ratusan pegawai RSPA Boyolali mengikuti apel dengan memakai busana adat berbagai daerah seperti Bali, Betawi, Jawa, dan sebagainya. Sedangkan Direktur RSPA Boyolali, FX Kristandyoko, terlihat memakai pakaian warok.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Tidak hanya pakaian warok, Kristandyoko terlihat tampil total dengan memakai riasan wajah hingga kumis palsu. Dalam acara tersebut, ia berkali-kali membuat para karyawan tergelak ketika mengatakan sambutannya harus terhenti karena terhalang kumis palsunya yang turun.
Ia mengatakan seorang warok adalah kesatria yang berbudi luhur. Namun, Kristandyoko merasa belum sampai ke taraf tersebut. “Saya hanya di bagian superfisialnya yaitu petarung sejati. Itulah diri saya, dan semoga panjenengan [Anda] juga menjadi petarung sejati,” kata dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan HUT ke-62 RSUD Pandan Arang Boyolali sebenarnya jatuh pada 12 November. Namun, dirayakan pada 14 November 2023 karena sebelumnya bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional (HKN). Walaupun begitu, angka 14 memiliki arti tersendiri untuk HUT ke-62 RSPA Boyolali.
“Angka 14 itu pitu [tujuh] ditambah pitu. Pitulungan lan pitulungan [pertolongan dan pertolongan],” terang dia. Artinya sebagai karyawan rumah sakit memberikan pertolongan kepada pasien dan masyarakat.
Kemudian, masyarakat akan memberi atau membayar ke rumah sakit. Artinya masyarakat menolong rumah sakit. Kemudian, rumah sakit akan memberikan pertolongan kepada karyawan berupa sumber penghasilan.
Lebih lanjut, peringatan HUT ke-62 RSUD Pandan Arang Boyolali juga memiliki arti tersendiri. Kristandyoko mengatakan angka enam atau enem dan dua atau loro memiliki makna mendalam.
Organisasi Pembelajar
“Enem karo loro, enem itu ngenepke penemu artinya bahwa kita bukan mengedepankan diri kita sendiri tapi kebutuhan orang banyak. Kalau loro, longgarno ragamu nggolek ilmu sejati [longgarkan ragamu, mencari ilmu sejati],” kata dia.
Ia menjelaskan ilmu sejati adalah pengalaman setiap hari yang bisa menjadi pembelajaran. RSPA Boyolali, tutur Kristandyoko, menjadi organisasi pembelajar. Setiap orang di RSPA Boyolali terus belajar.
Tema HUT ke-62 adalah RSPA Semakin di Hati. Warna tulisan pada backdrop HUT ke-62 RSUD Pandan Arang Boyolali juga memiliki makna.
“Di backdrop ini, tulisan RSUD Pandan Arang warnanya hitam, artinya ada ketegasan bahwa kita mencintai RSPA, RSPA ada di hati kita, dan yang paling utama saya RSPA,” terang dia.
Sementara itu, warna hijau dalam logo HUT ke-62 RSPA memiliki makna keteduhan untuk kesembuhan bagi pasien dan keluarga. Ia mengajak para pegawai RSPA untuk melayani dengan welas asih dan lembah manah.
Ia juga berharap semangat melayani dengan hati nurani ada pada diri seluruh karyawan RSPA Boyolali. Sehingga, nantinya bisa mewujudkan visi RSPA Boyolali menjadi mercusuar di bidang pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan penelitian.
“Sekarang RSPA telah menjadi rumah sakit pendidikan satelit. Semoga lima tahun ke depan menjadi rumah sakit pendidikan utama,” harap dia.
Setelah pembacaan sejarah dan perkembangan RSUD Pandan Arang dari masa ke masa oleh Ketua Komite Medik RSPA Boyolali, dr Nugroho Sigit, acara ditutup dengan flashmob tari-tarian dari seluruh para pegawai RSPA Boyolali yang datang ke apel.
Sebelumnya, terdapat beberapa rangkaian kegiatan HUT ke-62 RSPA Boyolali antara lain lomba karaoke dan tim building.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
