SOLOPOS.COM - Kuda dan joki saat melintas di track lapangan Desa Sukabumi, Cepogo, Boyolali, pada final Kejuaraan Pacuan Kuda Boyolali Cup 2023, Minggu (19/2/2023). Kegiatan ini digelar selama tiga hari mulai Jumat-Minggu (17-19/2/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Empat kuda dan jokinya masing-masing saling beradu kecepatan di lintasan Lapangan Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, tempat digelarnya lomba pacuan kuda Boyolali Cup 2023, Minggu (19/2/2023).

Suara penonton di sekitar lintasan dan komentator beradu dengan derap laju kuda. Setelah empat kali berputar, seekor Kuda Pacu Indonesia (KPI) dan jokinya yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat, M Ikbal, memenangi pertandingan kelas J.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Joki muda berusia 19 tahun tersebut berhasil menang bersama kudanya mengalahkan kuda lain dan joki yang lebih senior. “Persiapan sebelum bertanding tentu matang, hampir setiap hari kecuali Minggu saya berlatih bersama kudanya,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com seusai memenangkan perlombaan.

Ia mengungkapkan di tanah kelahiran asalnya, banyak joki-joki kuda yang seusia anak sekolah dasar. Ikbal pun mulai menjadi joki kuda sejak kelas III SD. Ikbal mengaku ini bukan kali pertama dia menang, ia telah berkali-kali mengikuti kejuaraan bersama kudanya.

Kejuaraan Pacuan Kuda Boyolali Cup 2023 di Lapangan Desa Sukabumi mulai Jumat-Minggu (17-19/2/2023) berlangsung seru. Sebanyak 73 kuda peserta dari lima provinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Lampung.

Joki-jokinya juga tak kalah jago, mulai dari yang muda hingga dewasa, semuanya bersemangat mengikuti lomba pacuan kuda yang sudah vakum di Boyolali selama 21 tahun tersebut.

Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Boyolali, Sunandar Prihanto, mengungkapkan lomba pacuan kuda itu digelar kembali setelah mati suri 21 tahun.

“Ternyata, terakhir lomba pacuan kuda di Boyolali diadakan di Mliwis, Cepogo, Boyolali, pada 2002 silam,” terangnya. Sempat juga kejuaraan tersebut digelar di lapangan Sonolayu Boyolali sebelum berubah menjadi stadion. Terakhir digelar di tempat tersebut pada 1993. Selanjutnya, kejuaraan dilaksanakan di Cepogo hingga terakhir 2002.

Vakum cukup lama, Pordasi Boyolali yang juga baru terbentuk kembali pada 2022 ingin menghidupkan kembali lomba pacuan kuda tersebut. Kejuaraan Pacuan Kuda Boyolali Cup bakal menjadi salah satu program kerja Pordasi Boyolali yang akan digelar tiap tahun.

Jadi Agenda Rutin Pembuka Bulan Ruwah

Ia menjelaskan Kejuaraan Pacuan Kuda Boyolali Cup 2023 ini juga sudah tercatat di Pordasi tingkat pusat menjadi lomba kejuaraan kuda pacu tradisional yang berskala nasional. Tujuan lomba ini adalah untuk menggali potensi kuda-kuda pacu secara khusus di Boyolali dan secara umum di Jawa Tengah.

Nandar mengungkapkan jumlah kuda dan joki di Boyolali semakin turun sejak lomba pacuan kuda tak diadakan lagi di Boyolali. “Dulu joki lebih dari 10, terus karena enggak ada event akhirnya vakum dan banyak yang berhenti serta mencari pekerjaan lain. Kami ingin kembangkan potensi di Boyolali, untuk Jawa Tengah yang sudah rutin melaksanakan ada di Kebumen,” ujarnya.

Nandar mengharapkan kegiatan lomba pacuan kuda di Sukabumi dapat menjadi agenda rutin untuk membuka bulan Ruwah sebagai waktu tradisi Sadranan. “Harapan kami ini bisa rutin juga dilaksanakan menjadi opening Sadranan, sehingga menjadi branding tersendiri. Oh, menjelang ruwah bakal ada balapan kuda dan sadranan di Sukabumi, biasanya sadranan kan identik datang ke makam, doa selesai terus datang ke rumah-rumah, kami ingin menambahkan dengan pacuan kuda,” kata dia.

Ia mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak berwenang termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali semisal lomba diadakan di Lapangan Desa Sukabumi maka perlu track atau lintasan kuda yang lebih luas.

Menurut Nandar, perlu dilakukan penataan lahan agar dapat menjadi lebih panjang. Ia mencontohkan jika lahannya lebih luas, akan ada track luar yang bisa untuk pacuan sedangkan bagian tengahnya bisa menjadi sport center untuk bermain bola, memanah, dan sebagainya.

“Yang lapangan sini belum bisa untuk kategori kuda nasional yang tingginya lebih dari 170 centimeter karena panjang tracknya masih 300 meter, belum 1.000 meter,” kata dia. Tak hanya dilakukan balapan kuda, aksi paramotor dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Boyolali dan dari Lanud Adi Soemarmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya