SOLOPOS.COM - Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa saat dilantik sebagai Wali Kota dan Wawali Solo di Gedung DPRD Solo, Jumat (26/2/2021). (Istimewa-dok. Tim Gibran)

Solopos.com, SOLO — Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa atau Gibran-Teguh genap setahun menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo pada 26 Februari 2022 nanti. Beberapa hal menjadi catatan warga termasuk partai politik.

Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Kota Solo menyoroti beberapa poin capaian terkait kepemimpinan Gibran selama setahun memimpin Kota Bengawan. Beberapa capaian dilihat dari janji kampanye yang disampaikan pada Pilkada 2020.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Janji kampanye itu kemudian dibandingkan membandingkan capaian yang diraih dalam satu tahun terakhir. Salah satu poin yang disoroti adalah soal gaya kepemimpinan Gibran.

Baca Juga: Gaya Komunikasi Dikritik, Gibran: Yang Penting Pekerjaan Selesai

“Gaya kepemimpinan Mas Wali yang kurang ngemong, sehingga wali kota seperti di menara gading. Komunikasi kurang baik dengan stakeholders terkait,” tulis Ketua DPD PKS Kota Solo, Daryono, dalam keterangan pers mengenai setahun Gibran-Teguh yang diterima Solopos.com, Kamis (24/2/2022).

Daryono mencontohkan dalam penataan sentra IKM mebel Gilingan dan gaya komunikasi yang intimidatif seperti meninggalkan mobil dinas di sekolah. Juga pemecatan secara langsung Lurah Gajahan tanpa mekanisme bertahap.

Beberapa poin lain yang belum tercapai dari kepemimpinan Gibran, meliputi capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada 2021 yang menurun dibandingkan pada 2020. Capaian PAD 2020 senilai Rp475 miliar dan PAD 2021 senilai Rp408 miliar.

Baca Juga: Solo Diusulkan Jadi Pusat Pasar Produk Soloraya, Bagaimana Mas Gibran?

Kemiskinan Meningkat

Padahal, kondisi pandemi sudah berangsur membaik dan mereda berdasar data DJPK Kementerian Keuangan per 22 Februari 2022. Poin selanjutnya mengenai setahun kepemimpinan Gibran-Teguh yakni angka kemiskinan yang masih tinggi.

Jumlah penduduk miskin Kota Solo meningkat 9,03% pada 2020 menjadi 9,4% atau 48.790 penduduk pada 2021. Hal ini menjadikan Kota Solo menempati posisi teratas angka kemiskinan untuk tingkat kota di Jawa Tengah.

Ketiga, ruang terbuka hijau (RTH) publik pada 2021 baru sekitar 7,60% dari luas wilayah kota. Padahal target capaian RTH adalah sebesar 20%.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Soloraya: Juliyatmono Loss Dol, Gibran Gaspol

Di satu sisi, kebijakan pelepasan tanah milik Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus terjadi dan menjadi tantangan bagi terwujudnya RTH publik dalam setahun kepemimpinan Gibran-Teguh.

“Poin terakhir, masalah ketertiban administrasi mengenai Struktur Organisasi dan Tata Kerja [SOTK] Pemkot yang sudah diubah nomenklatur dengan Perwali sudah diperbarui. Namun, pembahasan APBD 2022 masih menggunakan nomenklatur lama,” ketik Daryono.

Kendati begitu, DPD PKS Solo mengapresiasi capaian Gibran yang dinilai sudah baik, di antaranya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2021 sebesar 82,62. Angka itu naik sedikit dibandingkan 2020 sebesar 82,21.

Baca Juga: Protes Aturan JHT, 5 Organisasi Serikat Pekerja Solo Temui Gibran

Proyek Mercusuar

Kedua, pembangunan proyek mercusuar Kota Solo dalam setahun kepemimpinan Gibran-Teguh seperti pembangunan rel layang/elevated rail di Simpang Joglo dan pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo.

“Beberapa poin catatan ini seharusnya menjadi perhatian agar pemerintahan Mas Wali ke depan bisa lebih baik lagi. Terlebih Mas Wali mempunyai privilege sebagai putra Presiden RI. Semoga bisa mewujudkan janji lompatan yang pernah disampaikan saat masa kampanye dulu,” harapnya.

Sementara itu, Ketua DPD PAN Solo, Achmad Sapari, menilai Gibran sudah berhasil memimpin Kota Bengawan selama setahun. Hal itu ditilik dari tidak adanya persoalan menonjol yang muncul di Solo.

Baca Juga: Putaran Uangnya Triliunan, Gibran Tarik Banyak Proyek dan Event ke Solo

Gibran-Teguh, lanjutnya, sudah baik melakukan pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai wali kota dan wakil wali kota dalam setahun terakhir, entah ke masyarakat maupun pemerintah.

Gaya Kepemimpinan

“Kebijakan juga baik. Kalau oposisi mau berseberangan, ya silakan. Kami sebagai pendukung di pemerintahan menilainya baik, karena secara realita tidak ada persoalan di Solo,” ucapnya.

Kalau melihat gaya kepemimpinan Gibran, Sapari menilai sebagai anak muda memang berbeda dengan orang tua. Anak muda karakternya ingin agar masalah segera selesai.

Baca Juga: Waktu Gibran di Solo Tak Panjang, Semua Proyek Nasional Selesai 2024



“Saya sebagai wong tuwa menghargai sikap anak muda. Anak muda memang lain dengan orang tua. Kalau orang tua mlaku alon-alon [jalan pelan-pelan], sedangkan anak muda ingin segera selesai. Sebagai orang partai, saya menilainya baik, apa yang mau dikritisi gitu lho,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya