Soloraya
Sabtu, 21 Oktober 2023 - 12:28 WIB

Setahun, Intervensi Desa Tumis Bikin Warga Miskin Sragen Berkurang 570 Jiwa

Tri Rahayu  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Istimewa/Diskominfo Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Intervensi Kemiskinan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen lewat inovasi Desa Tuntas Kemiskinan (Desa Tumis) tetap dilanjutkan. Intervensi yang menyerap anggaran miliaran rupiah itu diklaim masih efektif dengan prioritas menyasar pada kelompok kemiskinan ekstrem lebih dulu.

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Sragen menurun dari 12,94% pada Maret 2022 menjadi 12,87% pada Maret 2023. Angka tersebut setara dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 114.620 jiwa pada Maret 2023. Jadi selama satu tahun terakhir ada penurunan jumlah penduduk miskin berkurang 520 jiwa dalam setahun, yakni dari 115.140 jiwa menjadi 114.620 jiwa.

Advertisement

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ditemui wartawan, Kamis (19/10/2023), menyatakan program Desa Tumis masih tetap jalan terus. Dia mengatakan dengan intervensi Desa Tumis sedemikian masif ternyata penurunanya 0,07%. Apalagi kalau tidak ada intervensi sama sekali, Bupati mengaku tidak bisa membayangkan angka kemiskinan di Sragen.

“Menekan angka kemiskinan itu tidak gampang. Dampak pendemi Covid-19 sampai 2022-2023 belum pulih betul. Tidak ada daerah di Indonesia yang angka kemiskinannya turun satu digit. Solo saja yang paling tinggi turunnya 0,4%. Kemudian di Jawa Tengah itu rentang angka penurunan itu 0,01% sampai 0,07%. Posisi Sragen itu 0,07% sehingga tertinggi,” jelasnya.

Dia menjelaskan karena penurunan tertinggi 0,07% maka belum ada daerah yang persentase kemiskinannya kembali atau sama pada kemiskinan di 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. Dia menyatakan strategi penanggulangan kemiskinan di Sragen tetap dijalankan dengan inovasi Desa Tumis iti karena program itu sangat tepat sasaran.

Advertisement

Yuni, sapaan akrabnya, mengatakan instruksi pemerintah pusat untuk penanganan kemiskinan 2023-2024 lebih fokus pada penanganan kemiskinan ekstrem lebih dulu. “Penanganan kemiskinan ekstrem itu yang harus digenjot. Apa saja dilihat per desa yang ekstrem apa diintervensi. Seperti di Desa Tlogotirto, Sumberlawang, bisa menekan kemiskinan. Kalau kami tidak gerak terus, mau jadi apa?” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif