Solopos.com, SOLO -- Setahun terakhir menjadi saat-saat yang sulit bagi Harry Setyawan, anak sulung Retnoningtri, 54, warga Slembaran, Serengan, Solo, korban tabrak lari flyover Manahan Solo, 1 Juli 2019 lalu.
Harry pun membagikan kenangan tentang ibundanya itu melalui akun Instagramnya, Senin (1/7/2020). Dalam unggahan itu ia menceritakan sosok Retnoningtri yang selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk selalu bekerja keras.
Retno juga selalu mengajarkan agar anak-anaknya meyakini bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan keluar. "Itu kenangan saat saya menunggu ibu di rumah sakit. Saat itu ibu sedang dirontgen," ujar Harry saat dihubungi Solopos.com, Senin (1/7/2020) pagi.
Hari Pertama Bus BST Solo Gratis, Koridor 3 Ramai Penumpang
Hari Pertama Bus BST Solo Gratis, Koridor 3 Ramai Penumpang
Ia menjelaskan dalam Instagram story itu banyak rekan-rekannya yang memberikan semangat dan menanyakan perkembangan kasus tabrak lari yang dialami ibunya di flyover Manahan Solo.
Ia menceritakan sebelum kejadian, Retnoningtri baru saja mengantarnya ke Terminal Tirtonadi untuk berangkat kerja ke Kudus sekitar pukul 01.30 WIB. Namun, selang beberapa menit ia memperoleh informasi ibunda yang mengantarkannya menjadi korban kecelakaan.
Maling di Laweyan Solo Tercebur Kali Saat Berusaha Kabur, Tertangkap Langsung Dihajar Warga
Ia mengaku sudah mengikhlaskan kepergian ibunya yang meninggal akibat tabrak lari di flyover Manahan Solo setahun lalu. Tetapi dia tetap meminta bantuan kepolisian untuk mengungkap kasus itu.
Ia berharap perkara hukum terkait kasus kecelakaan yang dialami ibunya terus berjalan. Ia mengaku setiap bulan menerima surat dari kepolisian terkait perkembangan penyelidikan kasus itu namun belum ada perkembangan signifikan.
Berseberangan Dengan Rudy, Legislator DPRD Solo Justru Dukung Pilkada Digelar Tahun Ini
Ia menjelaskan setiap bulan ada polisi datang sekaligus mengantarkan surat itu. "Sejujurnya kami sudah capek, ini sudah kersane Gusti, urusan yang nabrak dengan Gusti. Kalau pengadilan dunia tidak terungkap pengadilan akhir nanti akan membuktikan. Ini juga rencana Gusti, kami berusaha yang terbaik saja. Tetapi misal terungkap kami sudah memaafkan. Tapi Indonesia negara hukum, kami mengikuti proses itu," ujar Harry.
Ia menjelaskan dua pekan lalu, keluarga baru saja memperingati satu tahun kepergian Retnoningtri. Namun, ia yang berada di Kudus tidak sempat pulang ke Solo karena pandemi Covid-19. Ia menjelaskan keluarganya hanya berbagi ke tetangga dan para kerabat untuk mendoakan Retnoningtri.