SOLOPOS.COM - Para pengunjung membeli produk usaha mikro kecil dan menengah dalam bazaar UMKM yang digelar UPK Alaska Sejahtera Bumi Sukowati Kedawung, Sragen, saat merayakan hari ulang tahun ke-13, Minggu (24/7/2023). (Istimewa/Endang Widayanti)

Solopos.com, SRAGEN — Unit Pengelola Keuangan (UPK) Alaska Sejahtera Bumi Sukowati Kecamatan Kedawung, mendapat predikat sebagai UPK paling produktif di Kabupaten Sragen. Nilai aset yang dimiliki UPK tersebut mencapai Rp6 miliar dari modal awal di 2010 senilai Rp1,3 miliar.

Pengelola UPK menargetkan bisa surplus sampai Rp1 miliar pada akhir 2023. UPK itu hanya mengelola dana pinjamanan untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah sebagai upaya pemberdayaan kelompok perempuan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Manager UPK Alaska Sejahtera Bumi Sukowati Kedawung, Asri Herawati, mengungkapkan predikat UPK terbaik diraihnya karena produktif mengelola dana masyarakat. Produktivitas UPK itu dilihat dari capaian surplus pada setiap tahunnya mencapai Rp900 juta-Rp1 miliar.

“Kalau nilai aset dibanding UPK lainnya kalah, tetapi produktivitas kami yang paling tinggi se-Kabupaten Sragen. Surplus itu dihitung dibandingkan dengan modal. Kami tidak menerima simpanan atau tabungan, tetapi hanya mengelola pinjaman atau kredit untuk pemberdayaan kelompok perempuan,” ujarnya kepada Solopos.com, Senin (24/7/2023).

Hera mengaku UPK Kedawung memiliki nasabah simpanan mencapai 1.200-an orang yang rata-rata ekonomi bawah, seperti petani, pedagang, dan seterusnya. Dalam pengelolaan kredit itu, kata Hera, pasti didapati adanya kredit macet, tetapi angka non perfomance loan (NPL) masih di bawah 5, artinya masih terhitung sehat. Selama ini audit masih dilakukan secara internal dan mulai tahun ini direncanakan ada audit dengan melibatkan akuntan publik.

Jangka waktu pinjaman maksimal 18 bulan, tetapi rata-rata nasabah hanya mengambil 12 bulan. Plafon pinjaman per anggota kelompok perempuan maksimal Rp20 juta. Pinjaman yang diberikan tanpa jaminan karena pemberdayaan perempuan.

“Kalau satu kelompok anggotanya 17 orang maka nilai pinjaman itu bisa sampai Rp170 juta per kelompok,” ujar Hera.

Dia mengungkapkan pada 2023, UPK Kedawung ditargetkan bisa mencairkanpinjaman mencapai Rp9,2 miliar. Pencairan hingga Juni 2023 sudah mencapai Rp4,9 miliar. “Tahun ini target surplusnya mencapai Rp1 miliar dan hingga Juni sudah mencadapat surplus Rp483 juta,” terangnya.

Hera menjelaskan UPK memiliki 215 kelompok perempuan yang menyebar di 10 desa di Kecamatan Kedawung. Dalam pengelolaan dana itu, Hera menemukan persoalan di lapangan yang membutuhkan energi lebih untuk mengatasinya. Persoalan itu yakni ketika nasabah kabur tanpa tahu ke mana.

“Misalnya, ada satu nasabah yang tahu-tahu rumahnya dijual dan satu keluarga pergi entah ke mana. Sebenarnya ada komitmen di awal untuk ditanggung renteng satu kelompok tetapi ada yang mau dan ada yang tidak. Kalau kredit macet tetapi orangnya masih ada, bisa diatasi,” jelasnya.

UPK Kedawung  memiliki empat karyawan full time, petugas verifikasi satu orang, badan pengawas dua orang, dan BKAD ada 10 orang. UPK ini  berulang tahun ke-13 pada Minggu (23/7/2023) dan dimeriahkan kegiatan gebyar seperti panggung hiburan, senam bersama, dan bazaar UMKM.

Selain itu pemberian bantuan rumah tidak layak huni 10 orang dari 10 desa dengan plafon dana Rp8 juta per rumah. Kegiatan lainnya berupa bantuan ekonomi produktif untuk modal usaha kepada 56 warga miskin yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS)  senilai Rp750.000 per orang.

“Gebyar itu ramai dan yang hadir ribuan. Anggota kelompok perempuan saja mencapai 1.200-an orang, belum termasuk masyarakat umum,” kata Camat Kedawung, Endang Widayanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya