Soloraya
Senin, 9 Januari 2023 - 18:37 WIB

Setelah Sumur Kuno, Warga Kropakan Mranggen Jatinom Klaten Temukan Lingga Patok

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menemukan batu diduga lingga patok di salah satu pekarangan warga di Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Senin (9/1/2023). (Istimewa/KPCB Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Beragam artefak terus ditemukan warga Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom. Sebelumnya, di dukuh tersebut ditemukan bekas sumur kuno yang diduga berasal dari era Mataram Kuno.

Humas Komunitas Pegiat Cagar Budaya (KPCB) Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan berbagai artefak yang ditemukan, seperti serpihan gerabah, periuk gerabah berukuran besar, serta periuk gerabah berukuran kecil. Ada pula temuan pecahan guci yang diduga berasal dari Dinasti Tang.

Advertisement

Selain itu ada fragmen pipisan serta empat batu gandhik. Artefak-artefak itu ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan sumur kuno.

Temuan lainnya, yakni batu yang diduga lingga patok di salah pekarangan yang digunakan produksi batu bata. Penampakan batu yang diduga lingga patok itu terlihat setelah warga menggali tanah di sekitarnya, Senin (9/1/2023).

Advertisement

Temuan lainnya, yakni batu yang diduga lingga patok di salah pekarangan yang digunakan produksi batu bata. Penampakan batu yang diduga lingga patok itu terlihat setelah warga menggali tanah di sekitarnya, Senin (9/1/2023).

“Lingga patok di Kropakan terdiri dari dua bagian bawah berbentuk segi empat atau kubus dengan ukuran 26 sentimeter x 27 sentimeter dengan tinggi 32 sentimeter. Bagian atas berbentuk segi delapan dengan ketinggian 50 sentimeter. Diperkirakan ini merupakan lingga patok utama,” kata Hari saat berbincang dengan Solopos.com, Senin.

Sebelumnya, warga menemukan berbagai benda yang diduga objek diduga cagar budaya (ODCB). Benda-benda itu seperti logam mata tombak, kapak, serta pecahan beliung. Selain itu diemukan manik-manik sebanyak 28 butir.

Advertisement

Benda-benda itu ditemukan warga saat menggali tanah untuk keperluan membuat batu bata. Sebagai informasi, di wilayah Kropakan banyak warga yang memproduksi batu bata dengan material tanah liat diambil dari pekarangan setempat.

Sebagian artefak yang ditemukan itu kemudian disimpan salah satu warga. Tujuannya agar temuan-temuan itu bisa digunakan kepentingan penelitian lebih lanjut.

Hari tetap meyakini jika pada zaman dulu di wilayah Kropakan pernah ada permukiman pada era Mataram Kuno antara abad ke-8 hingga ke-10 masehi. Salah satu alasan, yakni dengan banyaknya berbagai temuan benda yang berkaitan dengan benda-benda untuk keperluan sehari-hari yang diperkirakan dari era Mataram Kuno.

Advertisement

Sejak ada temuan sumur kuno di dukuh tersebut, warga mulai giat melakukan sosialisasi. Hal itu diinisiasi tokoh pemuda setempat.

Ketika menemukan benda-benda yang diperkirakan bagian dari benda pada masa lalu, warga langsung menghubungi tokoh pemuda setempat. Sejumlah benda yang pernah ditemukan kini mulai dikumpulkan, seperti temuan batu bata merah yang diperkirakan bagian dari bangunan sumur.

Salah satu tokoh pemuda Dukuh Kropakan, Pupun Prasetya, mengatakan sejak dua pekan ini intensif melakukan pendekatan dan edukasi kepada warga terkait temuan-temuan benda diduga cara budaya.

Advertisement

Pupun menjelaskan sejak lama warga kerap menemukan berbagai artefak kuno. Rata-rata artefak itu ditemukan warga terkubuh tanah di lokasi produksi batu bata.

Beberapa tahun lalu, warga pernah menemukan benda yang diduga stempel dan terbuat dari bahan emas. Benda tersebut kemudian dijual seharga Rp500.000.

“Saat itu warga belum tahu itu apa. Oleh karena itu, saat ini perlahan kami mengedukasi warga,” jelas dia.

Pupun berharap ada perhatian dari instansi terkait untuk melakukan penelitian di lokasi-lokasi temuan artefak tersebut termasuk lokasi penemuan sumur kuno. Dari penelitian itu, dia berharap bisa diketahui peradaban kuno yang pernah ada di Kropakan dan bisa menjadi wahana edukasi.

Pada pekan lalu, warga menemukan struktur batu bata yang diduga bangunan bekas sumur yang digunakan di era Mataram Kuno. Sumur itu ditemukan warga pada kedalaman sekitar 2,5 meter saat menggali tanah untuk pembuatan batu bata.

Penemu struktur batu bata diduga sumur kuno itu yakni Kadar, 62, salah satu warga yang sehari-hari memproduksi batu bata. Kadar menemukan sumur itu saat pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Awalnya, cangkul yang dia gunakan menggali tanah membentur benda keras hingga bagian ujung rusak alias cuwil. Setelah dikeruk menggunakan tanah, Kadar menemukan tatanan batu bata merah. Dia kemudian menginformasikan temuan itu ke pemilik lahan.

“Sebelum temuan itu saya melihat sesosok perempuan seperti anak kecil di lokasi itu. Tetapi tidak saya pedulikan,” kata Kadar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif