SOLOPOS.COM - Mahasiswa UIN RM Said Surakarta memenuhi lapangan dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), Senin (14/8/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Hari pertama Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang digelar Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta di Kartasura, Sukoharjo, pada Senin (14/8/2023) tetap berjalan. Para mahasiswa baru (maba) memadati lapangan kampus UIN RM Said dengan mengenakan jas almamater hijau.

Ketua PBAK UIN RM Said, Agung Abdullah, dalam sambutannya mengatakan pembukaan PBAK tersebut berjalan setelah sebelumnya para mahasiswa diberikan pembekalan oleh para mentor.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Ini adalah masa pengenalan kalian terhadap apa saja yang ada di UIN RM Said. Kampus ini adalah pintu untuk masuk mana saja yang menjadi antusiasme kalian. PBAK ini akan mengetuk pintu tidak hanya prodi tetapi juga organisasi yang akan menambah capacity building kalian,” ungkap Agung.

Ia berharap PBAK yang akan dilakukan selama tiga hari dapat diikuti dengan baik, santun, dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Ia juga meminta mahasiswa dan panitia menjaga keamanan, ketertiban, dan kondusivitas bersama.

Sementara itu, salah seorang mahasiswa baru asal Cepu, Blora, Donabella 18, mengaku PBAK tersebut cukup seru lantaran menjadi pengalaman barunya. “Karena awal-awal masuk jadi seru banget, nemu teman baru juga, jadi [harus] lebih adaptasi juga,” ungkapnya.

Saat dimintai konfirmasi mengenai hebohnya maba diminta registrasi pinjol, ia mengaku tak sampai melakukannya. Ia hanya ikut mengunduh aplikasi pinjol tersebut tetapi memilih tak melakukan registrasi. “Kaya ini buat apa? kalau log in juga enggak kepake juga jadi saya diam-diam uninstall. Kalau teman-teman lain enggak tau [registrasi atau tidak], ada yang log in tapi tidak dipakai. Instruksi cuman diminta unduh nanti log in bareng-bareng. Karena tidak diwajibkan juga jadi saya tidak ikut [registrasi],” ungkap Donabella.

Mahasiswa baru lain, Farhan asal Klaten, mengaku diminta download aplikasi pinjol dari grup maba. Ia sempat melakukan registrasi namun gagal. “Disuruh untuk men-download aplikasi gitu, terus sampai di pembekalan disuruh daftar. Beruntung saya enggak masuk [tidak daftar], sempat registrasi tapi gagal, sempat tanya buat apa, suruh ikut aja. Saat gagal katanya suruh mengulang terus, tapi tetap enggak bisa,” ungkapnya.

Ia mengaku banyak rekannya yang bisa registrasi. Kabarnya ketika bisa melakukan registrasi akun tersebut akan mendapat sejumlah dana Rp50.000 yang kemudian diminta untuk mentransfernya kembali. “Syarat registrasi KTP, NIK, nomor rekening tidak. Saya beruntung tidak jadi registrasi,” ungkapnya.

Sementara sejumlah mahasiswa lain enggan memberi tanggapan lantaran takut. Tak hanya sekali dua kali ketika Solopos.com menanyai sejumlah mahasiswa, mahasiswa lain mengingatkan seolah harus tutup mulut. Bahkan tak sedikit mahasiswa yang menunjukkan ketidaksukaannya dengan kedatangan sejumlah media di kampus tersebut.

Ketika sedang menanyakan pada salah seorang mahasiswa, mahasiswa lain mengatakan dengan suara yang cukup kencang dengan kalimat “Jangan mau diwawancara sembarang media, harus dipercaya kredibilitasnya!” seru salah seorang mahasiswa hingga mahasiswa yang tengah diwawancara memilih pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun.

Sementara itu, Rektor UIN RM Said, Mudofir, mengakui ada miskomunikasi antara oknum Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) dengan rektorat.

“PBAK tidak ada masalah, dana terkaver semua. Bayangkan jika rektor harus mengawasi semua unit di bawahnya tidak mungkin. Tetapi kami harus gentle, kami mohon maaf bahwa terjadi kecelakaan karena maba jadi korban, Dema jadi korban, kampus jadi korban atas oknum-oknum yang terlibat dalam jaringan ini,” ungkapnya.

Mudhofir mengaku telah melakukan segala upaya demi menyelamatkan data mahasiswa baru. Salah staunya akan membuat posko aduan dan menggandeng pihak berwajib demi melindungi data tersebut. Rektorat juga telah menjatuhan sanksi mencopot Ketua Dema, Ayu Latifah.

Ia juga mengaku akan mempelajari soal tudingan pencopotan Ketua Dema dan anggota-anggotanya cacat Formil karena tidak dihadirkan dalam sidang kode etik. Mudofir akan meninjau ulang sidang kode etik tersebut apakah akan diulang atau diputuskan seperti apa.

“Itu kan rekomendasi kepada rektor dan berdekatan dengan pelaksanaan PBAK. Sementara dana PBAK sudah dipakai untuk menyewa tenda dan macam-macam jika itu tidak jadi maka kami akan banyak kerugian. Keputusan cepat harus diambil,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya