Soloraya
Minggu, 26 Maret 2023 - 15:24 WIB

Sharp Ajak SMAN 8 Solo Kurangi Volume Sampah, Gibran Minta Support Pilah Sampah

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa SMAN 8 Solo mendaur ulang sampah plastik menjadi sampul buku, amplop, casing ponsel di Aula SMAN 8 Solo, Sabtu (26/3/2023). Siswa belajar melestarikan bumi dengan mengurangi volume sampah. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO– Sekolah punya peran besar dalam melestarikan bumi khususnya mengurangi produksi sampah. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mendorong perusahaan dan masyarakat mendukung kebijakan Pemkot Solo dalam mengurangi volume sampah.

Sekolah yang mengenalkan upaya untuk melestarikan bumi sejak usia dini dilakukan SMAN 8 Solo bekerja sama dengan salah satu perusahaan elektronik terbesar, Sharp Indonesia di ruang aula SMAN 8 Solo, Sabtu (25/3/2023) pagi. Ada 50 peserta workshop yang merupakan siswa kelas X, XI, dan guru.

Advertisement

Mereka mendengarkan materi dari narasumber Kertabumi Recycling Center, Wahyudi yang menjelaskan kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) sudah overload. Ditambah lagi adanya kebiasaan membuang sampah sembarangan.

Sampah yang dibuang sembarangan itu masuk sungai, ikut arus sampai mencemari lautan yang merupakan habitat makhluk hidup di air. Binatang yang hidup di air tidak memahami bahaya sampah, namun menganggapnya sebagai makanan atau mainan.

Sampah itu dimakan binatang yang hidup di air sampai menjerat binatang yang membuat binatang-binatang itu mati. Sampah yang di laut juga kembali ke pantai merusak destinasi wisata di Indonesia.

Advertisement

Para siswa diajarkan mengurangi produksi sampah dengan hal yang sederhana serta mudah dijadikan kebiasaan, antara lain membawa alat makan dan minum ke sekolah, menghabiskan makanan, dan memilah sampah.

Sampah yang dipilah bisa dijadikan pupuk kompos, didonasikan ke bank sampah, dan diangkut petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo ke TPA Putri Cempo. Daur ulang sampah itu untuk memperpanjang usia barang sebelum menjadi sampah yang dibuang ke TPA Putri Cempo.

Selain itu, peserta mendapatkan berbagai contoh produk daur ulang dari sampah, antara lain sampah kemasan menjadi tas, bekas kemasan pasta gigi menjadi meja belajar, daur ulang sampah plastik menjadi sampul buku.

Para siswa pun diajak berkelompok mencari sampah di sekitar SMAN 8 Solo untuk digunakan sebagai bahan praktik daur ulang sampah. Mereka mengumpulkan sampah. Mayoritas sampah yang dikumpulkan adalah sampah plastik.

Advertisement

Selanjutnya para siswa dan guru SMAN 8 Solo mendaur ulang sampah plastik menjadi sampul buku, amplop, casing ponsel. Peralatan untuk membuat produk hanya menggunakan alat sederhana di rumah, antara lain gunting, kain, dan setrika.

Koordinator Adiwiyata SMAN 8 Solo Tri Sukrorini menjelaskan sekolahnya baru kali pertama menggandeng perusahaan atau organisasi peduli lingkungan untuk memberikan materi kepada siswa terkait pelestarian bumi.

SMAN 8 Solo mulai menjalankan proyek dengan tema gaya hidup berkelanjutan dengan mengelola sampah dengan prinsip 4R atau reduce, reuse, recycle, dan replace (mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan mengganti) pada Kurikulum Merdeka.

“Kami belum ada data produksi sampah di sekolah, namun sampah nonorganik ini penyumbang terbanyak. Plastik jajan dari kantin, terutama plastik es tapi nanti arah ke depannya mengurangi sampah plastik. Siswa diharapkan membawa botol minum sendiri,” kata Tri kepada Solopos.com.

Advertisement

Dia mengatakan SMAN 8 Solo telah berupaya mendaur ulang sampah dengan produk vas. Sekolahnya dalam pengembangan proyek untuk mendaur ulang sampah organik. Dia berharap perusahaan atau organisasi peduli lingkungan juga membantu pemasaran produk daur ulang sampah.

Menurut data Kota Surakarta Dalam Angka 2022 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, volume sampah di Kota Solo selama 2022 135.486,49 ton.

Perinciannya sampah yang diangkat DLH Solo 11.493,06 ton, Dinas Perdagangan Solo 9.390,86 ton, kelurahan 93.731,31 ton, umum 20.871,26 ton. Padahal TPA Putri Cempo sudah overload sejak 2010.

Foto bersama peserta Sharp Ecobition Workshop dengan tema From Loves Comes Green di SMAN 8 Solo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Sabtu (25/3/2023). (Istimewa/Imam Muda)

Sementara  laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah,Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah timbunan sampah di Indonesia 175.000 ton/hari atau 64 juta ton/tahun. Komposisi sampah organik 50%, plastik 15%, kertas 10%, dan sisanya berupa logam, karet, kain, kaca, dan lain-lain.

Advertisement

Dari total timbunan sampah plastik, sampah plasti didaur ulang diperkirakan 10-15% saja, 60-70% ditimbun di TPA, dan 15-30% belum terkelola dan terbuang ke lingkungan, terutama ke lingkungan perairan, seperti sungai danau, dan laut. Persoalan lain yang timbul berupa tercampurnya sampah organik dan sampah anorganik sehingga sulit untuk dikelola.

Adapun Pemkot Solo melalui inovasi Pemerintah Kecamatan Banjarsari berupaya mengurangi sampah ke TPA Putri Cempo dengan kebijakan yang dijalankan dengan Program Paksa Pilah Sampah dari Rumah (Papi Sarimah) yang berlaku 1 Januari 2022.

Program tersebut memaksa warga memilah sampah organik dan nonorganik semenjak dari rumah untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo. Aturan mainnya sederhana, yakni apabila warga tak memilah sampah maka petugas tak akan mengambil sampahnya.

Pemerintah Kecamatan Banjarsari memaksa mindset warga berubah. Namun, nyatanya kebijakan itu belum berjalan maksimal dan masih butuh partisipasi warga.

Senior PR & CSR, PT Sharp Electronics Indonesia Imam Muda menjelaskan perusahaannya berupaya membantu pemerintah dalam menangani permasalahan volume sampah dengan menggelar Sharp Ecobition Workshop di lima kota, SMAN 4 Medan 26 November 2022, SMAN 12 Bandung 24 Desember 2022.

Selanjutnya SMAN 110 Jakarta 28 Januari 2023, SMAN 13 Surabaya 25 Februari 2023, dan SMAN 8 Solo 25 Maret 2023. “Perusahaan berkomitmen dengan pelestarian lingkungan. Kami ajari siswa-siswa SMAN 8 Solo mengelola sampah menjadi barang yang bernilai manfaat,” ujarnya.  Dia mengatakan kegiatan itu bakal dilakukan ke sekolah-sekolah lainnya.

Advertisement

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan Pemkot Solo sudah punya kebijakan memilah sampah, salah satunya Papi Sarimah. Namun, belum maksimal.

“Sekali lagi butuh partisipasi warga. Ini intinya kekuatan ada di warga. Kita bisa bikin regulasi tapi partisipasi warga belum maksimal ya susah,” kata dia ditemui Solopos.com, Sabtu sore.

Selain warga, lanjut Gibran, butuh peran perusahaan atau organisasi dalam mengatasi persoalan volume sampah. Gibran mengapresiasi perusahaan yang menjalankan program CSR/tanggung jawab sosial perusahaan terkait pelestarian lingkungan, seperti yang dilakukan Sharp Indonesia.

“Kemarin sudah ada beberapa, intinya sudah ada beberapa perusahaan yang concern dengan lingkungan hidup di Kota Solo. Sudah ada yang nyumbang IPAL [Instalasi Pengolahan Air Limbah], sanitasi, macam-macam, kita usahakan lagi,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif