Soloraya
Kamis, 30 Maret 2023 - 17:02 WIB

Sia-Sia, Lomba Mural 100 Kampung Merayakan Piala Dunia U-20 2023 di Solo Batal

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Muralis Solo is Solo melukis di tembok-tembok sepanjang gang Jalan Gatsu. (Istimewa/Solo is Solo).

Solopos.com, SOLO– Lomba mural 100 kampung untuk merayakan Piala Dunia U-20 2023 di Kota Solo batal setelah pengumuman resmi dari FIFA terkait batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.

Lomba mural 100 kampung yang sedianya diselenggarakan Sabtu (1/4/2023). Kegiatan itu sudah disiapkan komunitas Solo Is Solo. Melalui akun Instagram @soloissolo mengumumkan sejumlah rencana kegiatan yang batal.

Advertisement

Selain lomba mural, ada Opera Bola yang merupakan kolaborasi berbagai komunitas. Kegiatan itu berupa sepakbola untuk merayakan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia di Koridor Ngarsapura, Solo, Sabtu (20/5/2023).

Selain itu ada mural publik Solo untuk mendukung dan mensukseskan  Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia di dinding pertokoan Koridor Gatot Subroto (Gatsu). Mural ini menggantikan mural tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/4/2023).

Namun, lanjut Solo Is Solo, ada yang tidak ikut batal setelah pengumuman resmi dari FIFA terkait batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia, yakni rasa cinta untuk sepakbola Indonesia. Solo Is Solo memberikan sejumlah pesan.

Advertisement

Pertama, kepada para pemain muda: Jangan bilang kalau mimpi kalian sudah terkubur, kalian masih muda dan masih banyak kesempatan meraih mimpi lebih besar lagi di masa depan, yaitu membawa Indonesia lolos piala dunia senior yang jauh lebih bergengsi.

Kedua, kepada para suporter, jangan kecewa mendalam. Piala Dunia U-20 adalah event dua tahunan dimana Indonesia masih punya kesempatan besar ditunjuk FIFA untuk edisi 2025,  2027, dan seterusnya.

Ketiga, sejarah sepakbola Indonesia sejak awal ada berangkat dari poliitik dan selalu tidak pernah lepas dari persoalan politik, yaitu sebagai media perjuangan dan pergerakan menuju Indonesia merdeka! Seperti kasus Piala Dunia 1958. Piala Dunia U-20 kali ini terpaksa harus batak karena masalah politik, lagi-lagi sikap terhadap Israel.

Advertisement

Keempat, ambil saja hikmahnya, potensi chaos besar terjadi apabila tetap dipaksakan menjadi tuan rumah! Perlawanan terhadap Israel bukan hanya dalam hal penolakan tetapi banyak elemen dan bahkan ada negara yang menginginkan Israel dihapus dari peta dunia. Wajar bila FIFA memilih zona yang aman saja.

Koordinator Solo Is Solo Irul Hidayat diminta konfirmasi Solopos.com melalui Whatsapp belum merespons. Dia juga belum menerima panggilan telepon Solopos.com.

Adapun Solo Is Solo merupakan komunitas yang menjalankan program pemberdayaan ruang publik kreatif di Koridor Gatsu, Jl Gatot Subroto, Solo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif