Soloraya
Rabu, 10 November 2021 - 10:17 WIB

Siaga Hadapi Bencana, BPBD Boyolali Perkuat Sinergi Antarsektor

Cahyadi Kurniawan  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta memasang maket di peta dalam rapat koordinasi simulasi penanganan bencana tanah longsor di Desa Kendel, Kecamatan Kemusu, di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Selasa (9/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Sinergisme antarsektor dalam penanganan bencana harus diperkuat. Upaya ini ditempuh dengan menyegarkan kembali mengenai tugas dan fungsi masing-masing sektor melalui kegiatan koordinasi dan simulasi penanggulangan bencana.

Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Eko Suharsono, mengatakan penguatan sinergisme dalam penanganan bencana ini penting guna antisipasi bencana hidrometeorologis pada musim hujan dan dampak La Nina.

Advertisement

Ada tiga agenda dalam program penguatan ini. Pertama, sosialisasi kepada masyarakat di wilayah potensi bencana seperti di Desa Kendel, Kecamatan Kemusu. Di desa itu sebelumnya pernah terjadi tanah longsor akibat tanah bergerak pada 2016 dan 2018.

Baca Juga: Setop Narkoba, BANN Klaten Berikan Bantuan Sembako ke Anjal

Advertisement

Baca Juga: Setop Narkoba, BANN Klaten Berikan Bantuan Sembako ke Anjal

“Sekarang ini tactical floor game [TFG] yakni mensinkronkan peran antarstakeholder. Apabila ada kejadian [bencana], masing-masing pihak sudah tahu apa yang dilakukan, apa sumber daya yang dimiliki, kapan, dan lainnya. Jadi sudah ada SPM-nya [standar pelayanan minimum],” kata Eko, saat ditemui wartawan di sela rapat koordinasi di kantor BPBD Boyolali, Selasa (9/11/2021).

Kemudian, penguatan sinergisme dilanjutkan dengan menggelar apel kesiapsiagaan di Alun-alun Kidul Boyolali, Kamis (11/11/2021). Kemudian, agenda berlanjut dengan simulasi penanganan bencana tanah longsor di Desa Kendel, Kecamatan Kemusu.

Advertisement

Baca Juga: Warga Desa Sendangsari Wonogiri Terdampak Waduk Pidekso Minta Solusi

“Ini jadi panduan bersama, mudah-mudahan enggak ada lagi yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Ada distribusi bantuan, sukarelawan yang membantu, kapan, bagaimana, dan siapa saja,” sambung Eko.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Boyolali, Suripto, mengatakan Desa Kendel menjadi lokasi simulasi penanganan tanah longsor lantaran daerah ini memiliki kondisi tanah lempung putih. Tanah ini akan merayap turun saat terkena air hujan. Hal ini pula yang menyebabkan tanah longsor memutuskan sebuah jembatan penghubung dua desa di kawasan tersebut.

Advertisement

“Simulasi digelar di wilayah jembatan putus karena tanahnya merayap. Kami memasang EWS [early warning system] di sana supaya tidak terjadi bencana dengan korban jiwa,” kata dia.

Baca Juga: Sudah 2 Tahun Napak Tilas Perjuangan Pahlawan di Klaten Tak Digelar

Tak hanya jembatan, tanah longsor juga membuat rumah di dekatnya ambles. Di kawasan itu menghuni sekitar 20 keluarga atau sekitar 100 jiwa.

Advertisement

Kasiops Korem 074/Warastratama Mayor (Inf) Ronaldo Konstantin, mengatakan kegiatan penguatan sinergisme ini hanya menyegarkan kembali mengenai tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor dalam penanganan bencana.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif