SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di perumahan Bambu Kuning 2 RT 001/RW 014 Sukoharjo, Senin (16/1/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Hampir sebagian besar kawasan di Kabupaten Sukoharjo menjadi primadona tumbuhnya bisnis properti di Soloraya. Pengembang di Sukoharjo optimis perkembangan bisnis properti pada 2023 meningkat. Bahkan kenaikan harga rumah subsidi yang direncanakan terjadi pada 2023 tak berpengaruh dengan jumlah peminat.

Ketua Paguyuban Developer Soloraya, Oma Nuryanto, menyebut saat ini hampir di seluruh wilayah Sukoharjo menjadi sasaran pembangunan perumahan meski dengan segmen berbeda. Misalnya di kawasan Solobaru, Kartasura. dan Baki lebih diminati masyarakat kelas menengah ke atas sehingga banyak ditemukan perumahan komersial.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sementara di wilayah Mojolaban, Nguter, dan Polokarto, lebih banyak ditemukan perumahan subsidi dengan peminat kelas menengah ke bawah.

“Kami optimis pada 2023 ini akan ada peningkatan penjualan properti. Saat ini sudah ada geliat peningkatan penjualan karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat [PPKM] sudah dicabut, dan ekonomi sudah tumbuh,” terang Oma melalui sambungan telepon, Senin (16/1/2023).

Ia menyebut pada 2023 perumahan subsidi dikabarkan akan naik harga menjadi sekitar Rp160-an juta. Sebelumnya, berkisar Rp150-an juta. Hal itu dikarenakan harga berbagai material kini semakin naik. Kenaikan harga itu kemungkinan mempengaruhi jumlah angsuran per bulan. Oma memperkirakan angsuran per bulan akan naik Rp50.000.

Selama hampir 3 tahun terakhir belum ada perubahan jumlah subsidi yang diberikan pemerintah untul sektor perumahan sehingga potensi kenaikan harga itu tunggu. Kendati harga rumah bersubsidi akan naik pada awal 2023, dia optimis jumlah peminat masih tinggi.

“Kalau perumahan subsidi peminatnya masih banyak, [kenaikan harga] hampir tidak berpengaruh. Karena itu rumah pertama, paling murah, sekaligus ada bantuan dari pemerintah. Kenaikan harga itu rencananya akan diterapkan pada awal tahun ini,” ungkap Oma.

Meski perekonomian belum pulih, perumahan komersil juga masih banyak diminati. Oma menyebut saat ini pembeli lebih memilih perumahan komersil di rentang harga Rp300 juta-Rp500 juta. Sementara jumlah harga di atas itu masih belum banyak peminat karena perekonomian belum pulih sepenuhnya.

Lebih jauh ia menyebut rata-rata pembeli perumahan di Sukoharjo justru dari Kota Solo. Pasalnya di Solo harga tanah sudah cukup tinggi yang mengerek harga rumah. Selain itu, jarak Solo-Sukoharjo yang juga cukup dekat menjadi pertimbangan lain para pembeli.

Selain di Sukoharjo, Oma menyebut di wilayah Karanganyar juga menjadi rujukan warga Kota Solo berburu perumahan. Dia berharap bisnis properti menjelang pemilu tetap kondusif dan pemulihan ekonomi segera kembali normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya