SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pekerjaan underpas Joglo disisi timur jembatan rel layang Joglo, Banjarsari, Solo, Jumat (17/5/2024). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Mulai 21 Mei hingga 27 November 2024 mendatang, Simpang Joglo akan ditutup total untuk pengerjaan rel layang tahap 4 atau pengerjaan bundaran tengah simpang. Akibatnya akan ada pengalihan rute atau manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) untuk menghindari melalui Simpang Joglo, Kadipiro, Banjasari, Solo.

Data yang diterima Solopos.com dari Kepala Bidang Lalu Lintas (Kabid Lalin) Dishub Solo, Ari Wibowo pada Jumat (17/5/2024), berikut MRLL yang akan diterapkan mulai 21 Mei 2024 pukul 21.00 WIB hingga 27 November 2024:

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

  • Bagi pengendara yang melintas dari utara atau dari Jl Solo-Purwodadi akan dialihkan ke Jl Kerinci menuju Jl Bromo Jaya, kemudian ke Jl Jaya Wijaya menuju Jl Gunung. Slamet.
  • Bagi pengendara yang melintas dari Kota Solo atau dari selatan, bisa menggunakan Jl Monginsidi atau pun Jl Ahmad Yani via viaduk Gilingan menuju Jl Ahmad Yani atau Jl Adi Sumarmo.
  • Pengendara yang melintas dari timur menuju barat, bisa melalui rute Jl Sumpah Pemuda menuju Jl Gunung Kelud atau Jl Letjen Sutoyo, kemudian masuk ke Jl Ahmad Yani atau Jl Adi Sumarmo. Rute ini bisa dilalui dari arah sebaliknya.

Ari Wibowo menjelaskan sebenarnya selama penutupan total di Simpang Joglo itu sama seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, tepatnya saat penutupan akibat pengangkatan rel layang. Yang membedakan untuk penutupan nantinya ialah yang dari selatan. Karena pengendara tidak lagi bisa memutar dari Jl Piere Tendean menuju Jl Kolonel Sugiyono atau pun sebaliknya.

“Jadi masyarakat tidak perlu bingung, karena sebelumnya sudah pernah diberlakukan rekayasa lalu lintas seperti ini,” kata dia, Jumat (17/5/2024).

Ari Wibowo juga menyadari imbas lain dari penutupan Simpang Joglo dalam waktu relatif lama itu ialah penumpukan kendaraan di jalan alternatif yang dilalui pengendara.

Salah satunya Jl Tentara Genie Pelajar. Jalan dengan luas lebih-kurang tiga meter dan melintasi permukiman warga ini selalu dijadikan jalur alternatif bagi pengendara yang ingin menghindari kemacetan Jl. Ahmad Yani ruas perempatan Ngemplak, viaduk Gilingan hingga terminal Tirtonadi.

“Untuk sementara, terutama saat penutupan Simpang Joglo ini kami membolehkan pengendara melalui Jl Tentara Genie Pelajar. Namun, setelah itu mungkin tidak boleh dilalui pengendara umum lagi. Karena jalan itu harus memotong rel kereta api, berbahaya. Rencananya dialihkan ke jalan yang berada di utaranya yang sudah dibangunkan underpass,” jelas Ari Wibowo saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (17/5/2024).

Selain itu, yang dikhawatirkan menjadi jalan atau tempat terjadinya penumpukan kendaraan yakni depan Masjid Sheikh Zayed Solo. Selain karena kunjungan jemaah atau pun wisatawan ke MRSZS yang cukup tinggi terutama saat hari libur, MRSZS juga berada di Jl A. Yani yang merupakan jalan utama yang menerima tumpahan kendaraan dari jalan penting lainnya seperti Jl D.I Panjaitan, Jl Letjen Sutoyo, Jl S. Parman, maupun jalan-jalan lainnya.

Kepada Solopos.com, Ari Wibowo menyampaikan bahwa penumpukan kendaraan memang tidak bisa dihindarkan di area MRSZS itu. Sehingga pihaknya untuk sementara ini belum menyiapkan strategi khusus, akan tetapi, lanjut dia, pihaknya akan terus memantau kondisi di jalan-jalan yang telah disebutkan itu.

“Semenjak viaduk sudah dibuka kembali, menurut kami penumpukan masih bisa teratasi. Kami terus memantau dari CC Room dan jika melihat kondisi penumpukan terjadi, terutama saat jam kerja pagi dan sore, kami lakukan intervensi traffic light untuk mengurainya,” kata dia.

Ari Wibowo mengimbau agar pengunjung Masjid Sheikh Zayed memarkirkan kendaraannya di tempat yang telah disediakan. Kemudian menggunakan bus antar-jemput yang ada untuk menuju ke masjid.

“Bagi yang parkirnya agak jauh, di Terminal Tirtonadi, pengunjung bisa menggunakan shuttle bus yang ada. Murah kok, hanya Rp4.000,” kata dia.

Hal yang hampir serupa juga disampaikan oleh Kepala UPTD Pengelolaan Parkir Dishub Solo, Haryono Nugroho saat dihubungi Solopos.com, Jumat (17/5/2024).

“Karena memang Simpang Ngemplak dengan Viaduk Gilingan berdekatan, penumpukan tidak terhindarkan. Apalagi waktu pagi dan sore. Selebihnya, sekarang sudah lebih kondusif, kalau pun ada sedikit penumpukan itu karena keluar masuk dari parkiran,” kata dia.

Haryono menjelaskan selama penutupan total Simpang Joglo nanti tidak perlu risau kemacetan karena parkir. Karena pihaknya sudah mengagendakan pertemuan dengan para petugas parkir, terutama petugas di area Masjid Sheikh Zayed untuk sosialisasi terkait penutupan total itu. Harapannya agar lebih tertib lagi.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga sudah membuat aturan terkait perparkiran di area masjid, yakni pengunjung wajib memarkirkan kendaraannya di area parkir. Parkir yang berada di pinggir jalan tidak boleh melebihi satu baris. Digunakan sudut 45° dari ruas jalan.

“Kalau ada yang melanggar akan kami tindak tegas. Misal, kami menemukan pelanggaran, kami tanya ke petugas parkir, apakah itu dia yang mengatur parkirnya atau pengendara yang memarkirkan kendaraannya sembarangan terus ditinggal pergi? Kalau itu pelanggan dilakukan petugas, dia kami tindak tegas. Kalau yang melanggar itu pengendara, maka kendaraannya kami derek,” jelas dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya