Soloraya
Sabtu, 24 Juni 2023 - 07:58 WIB

Siapa Sangka Detergen Bisa Dibuat dari Sampah, Warga Sragen Ini Membuktikannya

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penemu detergen dari sampah organik Decaso, Edtwin Sulispriyanto, warga Perumahan Plumbungan Indah, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, menunjukkan penghargaan juara I Lomba Krenova 2023 di depan rumahnya, Kamis (22/6/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Detergen biasa digunakan untuk membersihkan pakaian atau barang dari noda dan kotoran. Kotoran identik dengan sampah. Lantas bagaimana jika alat untuk membersihkan sampah itu justru terbuat dari sampah?

Advertisement

Sulit membayangkannya, tapi tidak dengan Edtwin Sulispriyanto. Warga Gang III RT 026/RW 008, Perumahan Plumbungan Indah, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, ini bisa membuat detergen organik dengan memanfaatkan sampah buah dan sayuran serta hasil olahan minyak jelantah. Produk detergen bikinan Edtwin diberi nama detergen cair berbasis sampah organik (Decaso).

Detergen buatan Edtwin berhasil merebut hati lima juri Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Sragen 2023. Alhasil, pria 40 tahun itu sukses menggondol juara I Lomba Krenova 2023 untuk kategori umum.

Advertisement

Detergen buatan Edtwin berhasil merebut hati lima juri Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Sragen 2023. Alhasil, pria 40 tahun itu sukses menggondol juara I Lomba Krenova 2023 untuk kategori umum.

Edtwin membuat Decaso dengan mencampurkan tiga jenis bahan, yakni xenobiotic, methyl ester sulfonate, dan eco-enzyme. Tiga bahan itu dibuat melalui proses kimia sedemikain rupa. Eco-enzyme dibuat memanfaatkan limbah buah dan sayur yang direndam dalam air selama minimal tiga bulan. Fungsi eco-enzyme ini, kata Edtwin, sebagai pemecah limbah atau pemecah bahan kimia penyebab kanker.

“Simbah-simbah dulu sudah membuat eco-enzyme dengan merendam buah jeruk dengan air sumur selama tiga bulan kemudian disaring,” ujar Edtwin saat berbincang dengan wartawan, Kamis (22/6/2023).

Advertisement

Minyak jelantah diolah dengan memasukkan arang selama sehari kemudian disaring. Hasil saringan minyak itu diberi soda api sehingga terpisah bagian yang bening di atas dan bagian yang keruh di bawah. Bagian yang bening di atas itulah yang bisa dimanfaatkan untuk methyl ester sulfonate.

Edtwin Sulispriyanto menuangkan eco-enzyme saat proses pembuatan detergen organik di dapur milik temannya di wilayah Kampung Jagan, Kelurahan Kroyo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Kamis (22/6/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

“Bahan ini yang bisa mengeluarkan busa. Supaya baunya enak diberi pengharum alami, yakni daun pandan atau daun serai. Sebenarnya dengan dua bahan ini saja sudah bisa menjadi detergen organik. Dalam lomba itu, saya masih mencampurkan xenobiotic yang sudah ada hak patennya,” ujarnya.

Dia menerangkan detergen organik ini sudah diterapkan di Salatiga, Malang, dan daerah lain. Edtwin melihat limbah dari Pabrik Gula (PG) Mojo itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai produk organik, termasuk untuk produk detergen. Prinsip detergen itu, kata dia, ada tiga, yakni memecah kotoran dengan menggunakan enzyme; menaikan tegangan permukaan sehingga mengangkat kotoran dari kain ke air menggunakan surfaktan (methyl ester sulfonate), dan menambah aroma kesukaan karena bersifat estetika.

Advertisement

Awalnya, Edtwin membuat detergen organik ini sebagai bentuk keprihatinan dan kekhawatiran tentang kondisi air yang semakin tercemar oleh detergen kimia karena adanya kandungan alkylbenzene sulfonat (LAS), yakni surfaktan anionik yang digunakan detergen dengan konsentrasi 22%-30%. LAZ ini mengancam keberlangsungan hidup manusia bila terus dipakai dalam jangka waktu lama karena bisa memperpendek umur manusia dan mengencam lingkungan ketika detergen kimia dibuang ke sungai.

“Detergen organik ini menjadi solusi meskipun kecil tetapi signifikan dan harganya terjangkau masyarakat menengah ke bawah, serta mendukung keamanan pangan. Prosesnya mudah, hanya air yang digunakan harus air RO, atau air tetesan AC atau air hujan. Siapa pun bisa membuatnya,” ujarnya.

Edtwin bersiap maju untuk Lomba Krenova tingkat Provinsi Jateng. Dia juga mengikuti lomba yang diadakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif