Solopos.com, BOYOLALI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali rutin menggelar gladi lapang di beberapa wilayah yang berpotensi terdampak erupsi Gunung Merapi seperti Klakah dan Tlogolele. Hal itu sebagai salah satu upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana letusan Merapi.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, mengatakan BPBD juga telah menandatangani MoU sister village (desa saudara) untuk keperluan evakuasi.
“Ada dua desa yang telah dipersiapkan untuk evakuasi bencana Merapi bagi warga Selo. Keduanya berada di wilayah Kabupaten Magelang. Di Tlogolele BPBD juga membangun fasilitas dapur serta MCK untuk keperluan pengungsian sementara,” ujarnya, Minggu (22/9/2019).
Diberitakan, luncuran awan panas Gunung Merapi kembali terjadi Minggu kemarin. Seperti ditulis dalam akun Twitter resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) @BPPTKG, awan panas terekam di seismogram dengan amplitudo (simpangan terjauh) 70 mm selama kurang lebih 125 detik dan jarak luncuran 800 meter. Luncuran awan panas ini terpantau dari sejumlah wilayah di lereng Merapi, salah satunya di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali.
Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtach, menyebutkan meski Merapi kembali menyembutkan awan panas, namun aktivitas masyarakat masih berjalan normal. “Kami masih bekerja, memasak, mencuci, dan aktivitas rumah tangga lain,” tutur Neigen kepada