SOLOPOS.COM - Anggota tim gabungan Pemkab Boyolali memeriksa kemasan makanan dan minuman yang dijual di sebuah mini market di Kecamatan Ampel, Senin (2/12/2013). (JIBI/Solopos/Septhia Ryanthie)

Solopos.com, BOYOLALI--Menjelang pergantian tahun 2013-2014, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menggencarkan operasi peredaran makanan, minuman, serta obat-obatan di sejumlah pasar tradisional dan toko modern di wilayah itu. Dari kegiatan yang dilakukan tim gabungan di hari pertama, Senin (2/12/2013), ditemukan beberapa jenis makanan dan minuman kadaluarsa, serta obat ilegal masih beredar bebas di pasaran.

Sasaran operasi oleh tim yang terdiri atas unsur Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan), serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Senin, adalah tiga pasar tradisional, yaitu Pasar Cepogo, Pasar Selo, dan Pasar Ampel, termasuk kios-kios pedagang makanan dan minuman, serta beberapa toko modern atau mini market di masing-masing wilayah tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Melalui operasi tersebut, di pasar tradisional tim masih mendapati beberapa pedagang yang menjual obat ilegal atau yang dilarang untuk dijual, salah satunya obat pegel linu. Di samping itu, tim juga masih menemukan beberapa jenis makanan yang diindikasikan kuat menggunakan bahan pewarna tekstil yang berbahaya bagi kesehatan.

Selain itu, personel dari Disnakkan juga memeriksa peredaran daging di Pasar Selo dan Pasar Ampel. Tim menemukan salah satu pedagang menjual daging glonggongan. Sebab saat diperiksa, kadar air daging yang dijual pedagang tersebut mencapai 80,3 persen.

Selain itu pedagang daging sapi lainnya, juga ditemukan menjual daging semi glonggongan. Namun terhadap kedua pedagang tersebut, tim tidak menyita barang dagangan mereka. Keduanya hanya diberikan pembinaan agar tidak lagi menjual daging sapi tak layak konsumsi. Selain itu, ditemukan pula pedagang yang menjual daging ayam yang penyembelihannya kurang sempurna.

“Terhadap temuan tersebut [daging ayam yang penyembelihannya kurang sempurna] kami minta pedagang agar tidak dijual,” ujar salah satu anggota tim, drh Hendro Kurnianto dari Disnakkan Boyolali, ketika ditemui solopos.com di Pasar Ampel, Senin.

Tim juga masih mendapati rata-rata pedagang ayam goreng maupun jenis makanan yang digoreng lainnya, menggunakan koran sebagai alas untuk meletakkan barang dagangan mereka. Padahal sebelumnya sudah diperingatkan agar mereka menggunakan alas lainnya. Peringatan tersebut karena jika menggunakan alas koran, dikhawatirkan tinta koran akan meresap ke dalam makanan yang mereka jual. Padahal jika terkonsumsi dan terakumulasi, hal itu dikhawatirkan dapat memicu penyakit kanker.

“Sebelumnya kami sudah melakukan sosialisasi dan juga pembinaan agar pedagang tidak lagi menggunakan alas koran, tapi saat sidak ini masih ditemukan beberapa pedagang yang menggunakan koran tersebut,” ungkap salah satu anggota tim lainnya, Budiyono dari Dinkes Boyolali.

Sementara di beberapa mini market, tim juga memberikan pembinaan kepada para karyawan mini market tersebut agar tidak memajang makanan atau minuman yang sudah kadaluarsa, termasuk jika kemasan makanan atau minuman tersebut rusak.

Salah seorang pedagang makanan dan minuman di Pasar Ampel yang enggan disebutkan namanya, mengatakan tidak akan memajang barang dagangannya dan menyimpannya di gudang.

“Ya kalau sudah kadaluarsa biasanya saya pisahkan dan tidak saya jual,” kata pedagang tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya