SOLOPOS.COM - Tim gabungan menemukan daging glonggongan saat operasi di Pasar Nusukan, Solo, Senin (22/7/2013). Kegiatan itu untuk memantau peredaran daging menjelang Lebaran. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Tim gabungan menemukan daging glonggongan saat operasi di Pasar Nusukan, Solo, Senin (22/7/2013). Kegiatan itu untuk memantau peredaran daging menjelang Lebaran. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Tim gabungan menemukan daging glonggongan saat operasi di Pasar Nusukan, Solo, Senin (22/7/2013). Kegiatan itu untuk memantau peredaran daging menjelang Lebaran. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Mahalnya harga daging sapi membuat beberapa pedagang nakal menjual daging sapi tak layak konsumsi. Berdasarkan hasil sidak gabungan Dinas Pertanian (Dispertan), Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) dan Satpol PP menemukan sebanyak 31 kilogram daging sapi glonggongan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Daging tak layak konsumsi tersebut ditemukan di Pasar Nusukan dan Pasar Jebres. Kepala Dispertan Solo, Weny Ekayanti, menuturkan di Pasar Jebres ditemukan 8,5 kilogram glonggongan. Sedangkan di Pasar Nusukan ditemukan 22,5 kilogram daging glongongan dan 4 kilogram kulit dan tetelan sapi yang diduga telah busuk.

“Kalau yang kulit dan tetelan kondisinya sudah direbus. Dugaan kami sebelum direbus, kulit dan tetelan itu sudah busuk. Oleh karena itu [kulit dan tetelan yang telah direbus] kami bawa untuk dicek,” ungkap Wenny kepada wartawan di sela-sela sidak di Pasar Nusukan, Senin (22/7/2013).

Daging glonggongan tersebut dilarang diperjualbelikan karena tidak masuk dalam kriteria ASUH (aman, sehat, utuh dan halal). Bahkan fatwa MUI menyebutkan daging glonggongan termasuk daging haram karena ada unsur menipu timbangan dan penyiksaan terhadap hewan sebelum disembelih.

Weny mengatakan potensi kecurangan pedagang cukup besar menjelang Lebaran. Apalagi saat ini harga daging sapi terus melambung. Weny juga mengatakan sudah sering mengimbau pedagang untuk menambah jumlah stok daging sapi. Hal ini dilakukan supaya harga di pasar turun dan tidak terus melambung mengingat saat ini mendekati Lebaran.

Mengenai stok, Weny menuturkan stok daging sapi di Solo masih mencukupi. Kebutuhan daging sapi di Solo setiap harinya adalah 3,5 ton sedangkan sapi yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) setiap harinya sekitar 12-13 ekor. Dia mengatakan biasanya dalam sehari ada daging dari luar kota yang masuk ke Solo, sekitar 700 kilogram-900 kilogram. Walau jumlahnya sedikit, Weny mengaku hal itu lebih sulit untuk dipantau.

Harga daging sapi menurut Weny sekitar Rp90.000/kilogram-Rp95.000/kilogram untuk yang has dalam. Sedangkan yang diperjual belikan di pasar harganya kisaran Rp80.000/kilogram-Rp85.000/kilogram. Lebih lanjut dia menuturkan kebijakan impor daging sapi saat ini belum bisa menstabilkan harga sampai Rp75.000/kilogram seperti keinginan pemerintah. Hal ini karena rencana tersebut saat ini belum dilakukan untuk seluruh kawasan.

Weny menuturkan salah satu pedagang yang tertangkap tangan menjual daging glonggongan merupakan pelaku lama. Walau begitu, dia menuturkan tidak bisa melarang yang bersangkutan untuk berdagang. Weny mengatakan pelarangan berdagang harus berkoordinasi dengan DPP karena pedagang merupakan binaan DPP.

Sementara itu, pedagang yang tertangkap tangan menjual daging glonggongan, Pujianto, berkilah tidak mengetahui daging yang dia jual tak layak konsumsi. Dia mengatakan daging sapi yang dijual memiliki kualitas yang bagus.

“Saya membeli daging sapi ini dengan harga normal, Rp67.000/kilogram dan saya jual Rp78.000/kilogram,” tuturnya.

Lebih lanjut, Weny menuturkan sidak tersebut dilakukan secara serentak di Soloraya. Di Solo sidak dilakukan minimal di enam pasar, diantaranya adalah Pasar Nusukan, Nongko, Jebres, Legi dan Jagalan. Sedangkan daging yang disita, menurut Weny akan dicek. Apabila daging glonggongan, kulit dan tetelan tersebut setelah dikeringkan diketahui tidak layak konsumsi maka akan dimusnahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya