Soloraya
Kamis, 19 Juli 2012 - 16:28 WIB

SIDAK PASAR: Dispertan Temukan Daging Sapi Glonggongan di Pasaran

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas gabungan sejumlah dinas Pemprov Jawa Tengah Dan Pemkot Solo melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ketersediaan dan kualitas barang di sejumlah pasar tradisional di Solo, Kamis (19/7/2012). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Petugas gabungan sejumlah dinas Pemprov Jawa Tengah Dan Pemkot Solo melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ketersediaan dan kualitas barang di sejumlah pasar tradisional di Solo, Kamis (19/7/2012). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Dinas Pertanian (Dispertan) menemukan sebanyak 16,5 kg daging sapi glonggongan dan 2 kg kepala ayam busuk di sejumlah pasar tradisional Kota Solo.
Advertisement

Temuan itu didapatkan berdasarkan hasil inspeksi mendadak (Sidak) Dispertan Solo bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah dan sejumlah dinas terkait di Kota Solo, Kamis (19/7/2012). Kepala Dispertan Solo, Weni Ekayanti, mengatakan sebanyak 16,5 kg daging sapi gelongongan ditemukan di Pasar Nusukan. Sementara, sebanyak 2 kepala ayam busuk ditemukan di Pasar Harjodaksino. “Kami periksa di laboratorium dulu, kepala ayam yang busuk kami musnahkan,” tegasnya.

Sidak serupa, kata Weni, bakal dilakukan sewaktu-waktu selama bulan puasa. Namun, setiap hari Dispertan selalu mengambil sampel daging di pasaran. Pengambilan sampel daging juga dilakukan ke sejumlah pusat perbelanjaan, hotel dan rumah makan.

Kabid Perlindungan Dispertan Solo, Hery Mirna, menambahkan dalam sidak yang digelar mulai pukul 04.00- WIB -07.00 WIB itu, ada enam pasar yang mereka kunjungi. Pasar-pasar tersebut yaitu Nusukan, Kleco, Jongke, Legi, Harjodaksino, Jebres dan pusat penjualan daging sapi di Jagalan. Sementara, pasar lain akan mereka kunjungi pada Sidak berikutnya.

Advertisement

Mirna mengatakan Sidak selanjutnya pada bulan puasa belum bisa dipastikan akan dilakukan berapa kali. Sidak biasanya menyesuaikan harga sembako di pasaran. Apabila harga mulai menaik, mereka akan langsung turun ke pasar. “Agar kualitas tetap terjaga. Kalau menekan harga kami kan enggak bisa. Kami hanya bisa menjaga agar kualitas tetap bagus,” urainya kepada Solopos.com.

Lebih lanjut, Mirna, mengatakan tingginya harga daging sapi disebabkan stok yang kurang. Di kalangan penjagal, menurutnya sapi hidup sangat minim, sehingga mereka menaikkan harga. “Lalu harga daging sapi di pasaran ikut naik,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif