SOLOPOS.COM - Widdi Srihanto (dok/JIBI/SOLOPOS)

Widdi Srihanto (dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Widdi Srihanto siap memberikan penjelasan perihal alasan dipilihnya Taman Balekambang sebagai lokasi penyelenggaraan Solo International Ethnic and Contemporary Music (SIEM), 4-8 Juli 2012.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hal itu dikatakan Widdi, saat dimintai tanggapannya mengenai pernyataan kalangan Dewan yang menentang penggunaan Taman Balekambang sebagai lokasi penyelenggaraan SIEM 2012. Widdi mengatakan bersama pihak panitia pelaksana tidak akan menutup diri terhadap masukan dari pihak lain.

“Kami justru berharap bisa diundang untuk audiensi. Supaya kami dan pihak pelaksana bisa memberikan penjelasan. Kami bersikap terbuka kok, kalau memang ada alternatif tempat lain yang lebih bagus, kenapa nggak?” ujar Widdi, saat diwawancarai Solopos.com melalui telepon, Minggu (10/6/2012).

Adapun pemilihan Taman Balekambang sebagai lokasi penyelenggaraan SIEM, menurut Widdi, pada awalnya adalah untuk mendukung promosi sekaligus pengembangan Balekambang sebagai pusat seni budaya selain, tentu saja, sebagai kawasan konservasi, hutan kota dan ruang publik. Widdi mengatakan segala aspek berkaitan dengan keamanan satwa, tanaman dan sebagainya juga sudah dipikirkan.

Namun demikian, Widdi mengatakan, menyusul adanya pro dan kontra penyelenggaraan SIEM di Balekambang itu, pihaknya sudah meminta panitia pelaksana untuk mencari alternatif lokasi lain. “Bagi kami di manapun tidak masalah. Di Balekambang, atau kembali ke Benteng Vastenburg seperti SIEM pertama dulu, ya tidak apa-apa,” ujarnya.

Seperti diberitakan, kalangan anggota Komisi IV DPRD Solo menentang rencana penyelenggaran SIEM di Taman Balekambang. Para legislator itu menilai kawasan itu tidak tepat menjadi tempat penyelenggaraan SIEM karena merupakan kawasan cagar budaya yang difungsikan untuk konservasi flora dan fauna.

Selain itu, para legislator juga menyoroti soal lahan parkir yang minim dan adanya pembangunan Pasar Depok yang pasti akan menambah keruwetan. Mereka berharap lokasi penyelenggaraan ajang pertunjukan musik etnik dan kontemporer dari berbagai daerah maupun mancanegara itu bisa dialihkan ke tempat lain yang lebih memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya