SOLOPOS.COM - Batik Solo Trans (BST) Solo (Dok/JIBI/Solopos)

BATIK SOLO TRANS (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Rencana Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) mengajukan anggaran untuk pengadaan armada tambahan bus rapid transit atau yang disebut dengan Batik Solo Trans (BST) dengan menggunakan APBD kota, dipastikan belum bisa terwujud tahun ini. Usulan itu pun tidak muncul dalam kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUPA-PPAS) APBD Perubahan (APBD-P) 2012.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Supriyanto, saat dimintai informasi seputar hal itu, membenarkan tidak ada usulan dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk pengadaan armada tambahan BST dalam KUPA-PPAS. Pihaknya juga menilai kebutuhan akan armada tambahan BST untuk Kota Solo belum mendesak.

“BST yang ada saja belum optimal kok penggunaannya. Dan lagi untuk menambah armada BST ini tidak bisa jika hanya mengandalkan APBD kota. Sebaiknya diupayakan agar tetap ada bantuan dari pemerintah pusat,” ujar Supriyanto ketika ditemui wartawan di Gedung DPRD Solo, Rabu (25/7/2012).

Sementara anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Solo, Honda Hendarto, mengakui anggaran yang tersisa pada APBD-P 2012 tidak mencukupi untuk menambah jumlah armada transportasi umum itu tahun ini. Dikatakannya, anggaran untuk pengadaan armada tambahan BST tersebut dimungkinkan akan diusulkan di APBD tahun depan.

“Ya kemungkinan BST ini baru 2013 nanti. Sebab kemarin kan tidak diajukan. Apalagi kalau melihat silpa [sisa lebih penggunaan anggaran] saat ini yang hanya sekitar Rp 25 miliar, memang tidak cukup untuk pengadaan BST tambahan. Lebih baik jika untuk kepentingan lainnya,” kata Honda.

Namun Honda menilai saat ini jumlah armada BST yang baru sekitar 15 unit, belum memadai untuk bisa melayani masyarakat di semua wilayah. Menurut Honda, jika melihat kondisi riil di lapangan, keberadaan BST justru sangat membantu terutama untuk mengurai persoalan kemacetan di Kota Bengawan.

“Saat ini sudah banyak kok yang memanfaatkan BST. Dilihat dari load factor-nya [tingkat keterisian penumpang] sudah tinggi, khususnya pada jam sekolah atau jam kerja. Saya saja kalau perlu ingin menggunakan BST seandainya di rumah saya ada jalur BST-nya,” ungkap Honda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya