Simpang lima Boyolali, bekas gedung Bank Jateng mulai direvitalisasi.
Solopos.com, BOYOLALI–Perpustakaan Daerah (Perpusda) Boyolali mulai merevitalisasi bekas Gedung Bank Jateng Boyolali, setelah manajemen Bank Jateng Boyolali relokasi ke kantor baru di Gedung Investasi.
Kepala Kantor Perpusda Boyolali, Bambang Suratno, menyampaikan tahun anggaran 2015 tinggal 1,5 bulan lagi sehingga revitalisasi eks Gedung Bank Jateng untuk dijadikan Kantor Perpusda, bakal dikebut.
Dia mengakui relokasi Kantor Perpusda harus mepet dengan akhir tahun anggaran karena menunggu Bank Jateng mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pindah ke Gedung Investasi.
“Ya, begitu Bank Jateng pindah, kami langsung merevitalisasi gedung tersebut,” kata Bambang Suratno, Kamis (12/11/2015). Bambang menargetkan revitalisasi gedung tersebut bisa selesai satu bulan sehingga pihaknya bisa segera merealisasikan perpindahan Kantor Perpusda ke eks Bank Jateng.
Selesai revitalisasi, Perpusda akan langsung memindahkan layanan berikut buku-buku koleksi. Di gedung yang baru, pengunjung akan lebih nyaman.
Selain itu, Perpusda juga segera merealisasikan proyek perpustakaan digital. Seperti diketahui, anggaran yang disiapkan untuk perpustakaan digital mencapai Rp200 juta. Selain perpustakaan digital juga memberikan layanan Internet bagi pengunjung. Akan tetapi, dengan mepetnya waktu, kemungkinan program wifi mundur di tahun 2016.
Bambang menjelaskan Perpusda memiliki koleksi buku sebanyak 21.758 eksemplar yang terdiri atas 15.536 judul buku. “Itu belum termasuk majalah dan surat kabar.”
Selain itu, Perpusda juga masih memiliki ratusan buku yang masih tersimpan dan belum bisa diakses pengunjung. Buku-buku tersebut akan dikeluarkan setelah pindah ke gedung baru.
Bambang berharap tahun depan tingkat kunjungan masyarakat ke Perpusda bisa meningkat. Selain kantor yang berpindah ke lokasi strategi, penambahan sejumlah fasilitas dan pelayanan juga diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat berkunjung ke perpustakaan daerah.
Dia menyebutkan saat ini pengunjung perpustakaan masih didominasi anak-anak sekolah dan mahasiswa. Dengan layanan yang baru, Perpusda ingin menarik lebih banyak kalangan PNS dan masyarakat umum.
“PNS belum banyak. Mungkin rata-rata hanya 30% dari jumlah kunjungan. Sisanya anak sekolah,” imbuh dia.