Simpang lima Boyolali, Bank Jateng Boyolali masih menunggu proses perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Solopos.com, BOYOLALI–Bank Jateng Boyolali belum mendapat kepastian waktu untuk relokasi ke Gedung Investasi di Jl.Merbabu Boyolali.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Meskipun akses masuk ke Gedung Bank Jateng Boyolali makin sulit akibat proyek jalan Simpang Lima, namun hingga hari ini Bank Jateng belum mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memindahkan layanannya ke Gedung Investasi.
Direktur Bank Jateng Boyolali, Irianto Harkosaputro, mengatakan Kamis (22/10) ini akan ada supervisi dari OJK ke Gedung Investasi. Dia menargetkan akhir bulan ini atau awal November operasional dan layanan perbankan sudah bisa pindah ke Gedung Investasi.
“Memang saya berharap bisa segera pindah ke gedung yang baru tetapi masih ada prosedur yang harus kami lalui,” kata Irianto.
Terkait akses masuk ke gedung Bank Jateng Boyolali saat ini, Irianto mengakui sempat terkendala karena gedung tersebut sudah dikepung proyek jalan. Namun belakangan sudah ada komunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) sehingga disediakan akses masuk gedung dari sisi utara atau Jl. Merbabu.
Selain gedung Bank Jateng Boyolali, proyek jalan Simpang Lima juga berkaitan dengan rencana relokasi Kantor Perpustakaan Daerah (Perpusda) ke gedung Bank Jateng Boyolali.
Setelah Bank Jateng Boyolali pindah ke Gedung Investasi, gedung tersebut akan ditempati Perpusda. Untuk selanjutnya, Kantor Perpusda akan menjadi kantor arsip Bank Jateng Boyolali.
Sebagian arsip Bank Jateng Boyolali juga sudah ada yang disimpan dan dititipkan di Perpusda. Namun, hingga saat ini juga belum ada kepastian kapan Perpusda bisa pindah ke eks Bank Jateng.
Kepala Perpusda Boyolali, Bambang Suratno, mengatakan relokasi perpusda tetap menunggu Bank Jateng pindah ke Gedung Investasi. Paling cepat relokasi bisa dilaksanakan Desember.
“Setelah Bank Jateng pindah, gedung itu mau direvitalisasi dulu. Jadi perkiraannya kami baru bisa pindah Desember. Memang sangat mepet dengan akhir tahun anggaran jadi kemungkinan ada beberapa program kami yang tidak bisa direalisasikan tahun ini,” kata Bambang, kepada Solopos.com, Rabu (21/10/2015).
Jika Perpusda bisa pindah ke Bank Jateng bulan Desember, maka program pertama yang harus direalisasikan adalah perpustakaan digital. Anggaran yang sudah disediakan senilai Rp200 juta.
“Kemungkinan proyek pengadaan wifi senilai Rp50 juta tidak bisa direalisasikan tahun ini,” imbuh dia.