Soloraya
Kamis, 27 Juli 2023 - 13:50 WIB

Simpang Patung Sudirman Boyolali Rawan Kecelakaan, Dishub: Itu Kewenangan Pusat

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara motor berhenti saat hendak menyeberang di Simpang Patung Sudirman dekat Alun-Alun Kidul Boyolali, Rabu (26/7/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Kondisi Simpang Patung Sudirman dekat Alun-alun Kidul Boyolali dinilai sudah rawan kecelakaan lalu lintas dan membutuhkan penanganan serius. Hanya masalahnya, kawasan itu merupakan jalan nasional sehingga kewenangannya ada di pemerintah pusat.

Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali menyatakan telah merekomendasikan agar simpang patung Sudirman Boyolali dipasangi traffic light atau lampu bangjo untuk mengurangi risiko kecelakaan.

Advertisement

Kepala Dishub Boyolali, M Arief Wardianta, mengatakan beberapa waktu lalu ada kejadian kecelakaan di simpang tersebut yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Kemudian pada hari yang sama juga terjadi kecelakaan lagi di lokasi yang sama.

“Kami sudah turun bareng antara Bidang Lalu Lintas Dishub, Penkes [Pengembangan dan Keselamatan] Dishub, dan BPTD [Balai Pengelola Transportasi Darat] rapat bersama, kami cek lapangan, dan kami merekomendasikan di situ ada traffic light,” ujar dia kepada Solopos.com, Rabu (26/7/2023).

Advertisement

“Kami sudah turun bareng antara Bidang Lalu Lintas Dishub, Penkes [Pengembangan dan Keselamatan] Dishub, dan BPTD [Balai Pengelola Transportasi Darat] rapat bersama, kami cek lapangan, dan kami merekomendasikan di situ ada traffic light,” ujar dia kepada Solopos.com, Rabu (26/7/2023).

Arief menjelaskan karena Simpang Patung Sudirman Boyolali berada di jalan nasional, kewenangan pemasangan traffic light ada di BPTD. Kewenangan Dishub Boyolali sebatas memberikan usulan.

“Tahun ini atau kapan saya kurang tahu, tadi dari BPTD sudah menyetujui di situ dikasih traffic light. Dari BPTD kemarin, sepanjang anggarannya misalkan di perubahan anggaran tidak ada refocusing, insyaallah itu bisa terpasang,” kata dia.

Advertisement

Kemudian di sebelah timur ada jalan kompleks perkantoran Pemkab Boyolali dan sebelah barat masuk jalan nonarteri di wilayah Siswodipuran. Masyarakat melewati jalan tersebut saat menuju ke area kompleks kantor Pemkab ataupun kembali dari sana.

Truk dan bus besar juga melewati jalan nasional tersebut. Lebih lanjut, Arief mengungkapkan selain simpang Sudirman, simpang Tegalwire juga diusulkan untuk dipasangi lampu bangjo. Namun, Simpang Tegalwire masih tahap pengkajian.

Kecelakaan Menelan Korban Jiwa

“Terus juga di simpang MAN Boyolali, kabar terbaru ini teman-teman saya minta mengkaji bunderan MAN itu. Sebab kalau anak-anak masuk sekolah, di situ pasti terjadi keramaian baik berangkat maupun pulang sekolah,” jelas dia.

Advertisement

Selain meminta pengkajian di wilayah Kecamatan Boyolali dan Mojosongo, Arief juga meminta ada pengkajian bangjo di Gejikan, Kecamatan Ngemplak. Di perempatan Gejikan dekat Bandara Adi Soemarmo sudah ada lampu bangjo.

Namun Dishub Boyolali mengusulkan kajian traffic light Gejikan di saat ada tamu-tamu kenegaraan. “Jadi itu kan dekat bandara, kalau ada tamu itu mungkin bangjonya bisa direkayasa supaya bisa ada kelancaran lalu lintas,” kata dia.

Sementara itu, salah satu warga pekerja radio swasta yang kantornya berada di samping Patung Simpang Sudirman, Boyolali, Fauzi, 43, berpendapat Simpang Sudirman memang perlu diberi lampu bangjo atau alat pengatur isyarat lalu lintas (APILL).

Advertisement

Tujuannya agar pengendara tertib ketika melewati Simpang Sudirman. Ia mengaku sering melewati jalan tersebut saat jam pulang dan berangkat kerja. Ia juga harus menyeberang dari timur ke barat. Di tempat tersebut, Fauzi mengaku sering melihat ada kecelakaan dan ada yang sampai menelan korban jiwa.

“Sebenarnya itu kan jalan searah dari utara ke selatan, tapi kadang dari arah selatan itu ada yang utara untuk belok ke barat. Ada beberapa kendaraan roda empat yang menerobos,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (27/7/2023).

Lebih lanjut, ia mengatakan saat akan menyeberang dari timur atau arah Alun-Alun Boyolali menuju Jl Jambu, arah pandang di sebelah kanan terganggu karena jalan yang cenderung belok. Sedangkan dari barat ke timur terhalang pepohonan. Oleh karena itu, masyarakat cenderung terlalu maju saat hendak menyeberang karena jarak pandang yang terhalang.

“Ngeri ya setiap mau nyebrang karena kendaraan terkadang lajunya sangat cepat. Jadi harapannya di sana dipasang bangjo, agar waktu menyeberang itu bisa bergantian teratur kemudian juga dipertegas terkait jalan searah itu hanya untuk roda dua atau roda empat,” harap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif