Soloraya
Kamis, 6 Desember 2012 - 17:17 WIB

SIMULASI BENCANA ALAM: Kentongan Berbunyi Bertalu-Talu, Warga Tunggang Langgang

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan warga Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, berlarian menyelamatkan diri dalam simulasi tanggap bencana di dusun setempat, Kamis (6/12/2012), dengan dibantu relawan dan personel TNI. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Puluhan warga Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, berlarian menyelamatkan diri dalam simulasi tanggap bencana di dusun setempat, Kamis (6/12/2012), dengan dibantu relawan dan personel TNI. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Puluhan warga Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, lari tunggang langgang, Kamis (6/12/2012) pagi. Ibu-ibu, anak-anak dan beberapa pria berlarian meninggalkan rumah mereka masing-masing dan mencari tempat yang lebih tinggi untuk berlindung dari banjir.
Advertisement

Suara kentongan yang dibunyikan berkali-kali oleh sejumlah warga menjadi peringatan bahwa banjir sedang melanda. Puluhan warga panik untuk menyelamatkan diri begitu mendengar suara kentongan. Anak-anak pun tak kalah histeris menangis ketakutan. Orang-orang tua yang sudah lanjut usia dan tidak bisa berjalan, dibopong dan digendong oleh para relawan dari Search And Rescue (SAR) Sukoharjo. Puluhan anggota Kodim 0726 Sukoharjo juga membantu warga yang terluka parah dan tak sadarkan diri. Sementara itu tim Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Sukoharjo juga membantu warga membawakan barang-barang yang perlu diselamatkan.

Hujan yang mengguyur semalaman dan lebih dari lima jam di dusun tersebut, mengakibatkan rumah penduduk setempat terendam oleh air bah. Maklum, sebelah timur Dusun Nusupan terdapat Sungai Bengawan Solo. Sedangkan sebelah utara dusun tersebut terdapat Sungai Kecing yang juga tak kalah deras arusnya dengan Sungai Bengawan Solo. Karena dusun tersebut dikepung oleh dua sungai, otomatis rumah warga yang berada di dusun itu terendam air bah.

Satu-satunya lokasi yang paling tinggi di dusun tersebut yakni di tanggul sebelah barat dusun. Sembari berlari menuju tanggul yang berada di pingir dusun, masing-masing warga ada membawa berbagai barang yang bisa diselamatkan dari rumah mereka. Puluhan warga antara lain membawa kasur, bantal, binatang ternak, tikar dan sebagainya.

Advertisement

Begitu sampai di tanggul, semua warga diminta masuk ke dalam truk milik TNI. Puluhan warga lalu dilarikan ke lokasi yang lebih aman di pendapa kantor Kecamatan Grogol. Di tempat pengungsian itu, warga yang terluka diobati. Warga yang lain juga diminta untuk tenang.

Kondisi tersebut adalah sekelumit cerita dalam simulasi tanggap bencana banjir yang digelar oleh Kodim 0726 Sukoharjo, relawan SAR Sukoharjo, Tagana Sukoharjo serta warga Dusun Nusupan. Simulasi penyelamatan bencana banjir itu sengaja digelar di Nusupan karena dusun tersebut sering menjadi langganan banjir paling parah di Kota Makmur.

Salah satu warga Nusupan, Jumali, mengatakan di Dusun Nusupan terdapat lebih dari 50 kepala keluarga (KK) dengan jumlah warga lebih dari 200 orang. Bila hujan turun sehari semalam, sambungnya, dipastikan Dusun Nusupan akan terendam banjir. “Kondisi itu diperparah lagi dengan adanya buangan air dari Sungai Samin yang dibuang ke Sungai Kecing, sehingga megakibatkan alirannya kian deras,” ujar Jumali.

Advertisement

Sementara itu, Pasiops Kodim 0726 Sukoharjo, Kapt (Inf) Senen, mengatakan tujuan dari simulasi tersebut yakni untuk menyiapkan masyarakat Dusun Nusupan yang terkena dampak bencana, bila suatu saat banjir. Selain itu, kata dia, simulasi itu juga untuk menyiagakan para relawan di Sukoharjo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif