SOLOPOS.COM - Seorang warga lansia memasukkan surat suara yang sudah dicoblos dalam simulasi pemungutan suara di TPS 1 Dukuh Dayu, Desa Jeruk, Kecamatan Selo, Boyolali, Rabu (27/12/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Komisi Pemilihan Umum atau KPU Boyolali menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di TPS 1 Dukuh Dayu, Desa Jeruk, Kecamatan Selo, Boyolali, Rabu (27/12/2023).

Dalam simulasi tersebut, berdasarkan pantauan Solopos.com, satu orang warga membutuhkan waktu 2-7 menit untuk mencoblos surat suara. Waktu dihitung mulai dari warga membuka surat suara, mencoblos, hingga melipat surat suara.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Simulasi dimulai sekitar pukul 09.40 WIB dengan petugas Kelompok Penyelen ggara Pemungutan Suara (KPPS) membuka acara dan membaca sumpah. Dilanjutkan KPPS membuka logistik seperti surat suara, tinta, busa pencoblosan, dan lain sebagainya.

Terdapat pula saksi, pengawas TPS, dan sebagainya, persis seperti yang seharusnya saat hari pemungutan suara. Lebih lanjut, dalam simulasi pencoblosan Pemilu 2024 tersebut di Boyolali, terdapat lima jenis surat suara buatan terdiri dari pemilihan Presiden-Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.

Setelah persiapan KPPS selesai, warga pertama melakukan pencoblosan sekitar pukul 10.18 WIB. Berdasarkan pantauan Solopos.com, pemilih pertama seorang laki-laki lanjut usia (lansia). Ia menghabiskan waktu sekitar 4 menit 54 detik untuk membuka surat suara, memilih, mencoblos, hingga melipatnya.

Selanjutnya, giliran seorang perempuan lansia yang mencoblos di bilik suara dalam waktu 4 menit 39 detik. Perempuan lansia lainnya membutuhkan waktu hingga 7 menit untuk proses mencoblos.

Kemudian, ada pula perempuan paruh baya yang menghabiskan waktu 3 menit 40 detik, dan anak muda yang menghabiskan waktu sekitar 2 menit 20 detik.

Salah seorang warga lansia, Sukini, 70, terpantau menghabiskan waktu lebih dari tujuh menit berada di bilik suara. Ia mengaku kesulitan saat melipat surat suara. Menurutnya, surat suaranya besar dan ia kesulitan membaca nama calon yang hendak dipilih.

“Tadi sudah mencoblos semuanya. Melipatnya sih bisa, tapi saya cenderung lama,” kata dia. Sementara itu, salah satu warga muda, Ayu, 20, menghabiskan waktu 2 menit 20 detik.

Ia mengaku tidak terlalu kesulitan saat mencoblos dan melipat surat suara, akan tetapi ia mengatakan bilik suara terlalu kecil dengan ukuran surat suara yang besar.

“Tadi pas saya buka surat suara, surat suara bagian bawah tidak terkaver bilik, sepertinya kelihatan dari luar. Untuk pelipatan tadi saya hanya mengikuti garis bekas lipatan di surat suara,” kata dia.

Tingkat Partisipasi Tinggi

Sementara itu, Ketua KPU Boyolali, Maya Yudayanti, mengatakan surat suara untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota jika dibuka akan terasa sempit dan perlu dibuka secara vertikal.

“Itu lah pentingnya pengetahuan pemilih. Jadi di bilik dia tidak kesulitan lagi menentukan pilihan partainya apa, calonnya siapa. Nah, ini tentu bukan hanya tugas KPU, tapi tugasnya peserta Pemilu juga agar pemilih tidak kesulitan saat hendak memilih, tahu mana yang akan dipilih,” jelas dia.

Lebih lanjut, Maya menyampaikan simulasi pencoblosan Pemilu 2024 di TPS Jeruk adalah yang pertama. Ia mengatakan dalam simulasi tersebut dilihat estimasi waktu yang dibutuhkan pemilih dalam memberikan suara. Ada 270 pemilih yang mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara.

Maya menjelaskan dalam simulasi itu petugas mencatat berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencoblos baik anak muda, orang lansia, perempuan, dan laki-laki. Selain itu, KPU Boyolali akan melihat situasi dan kondisi di TPS. Hal tersebut untuk memperbaiki kekurangan di TPS.

“Termasuk layanan kepada pemilih berkebutuhan khusus. Ada dua penyandang disabilitas di TPS 1 Jeruk ini, kami akan melihat sekaligus mengevaluasi langkah dan layanan terbaik apa yang kami bisa berikan kepada pemilih,” kata dia.

Maya menambahkan simulasi tersebut penting untuk mengecek petugas di TPS telah memahami prosedur melayani pemilih. Termasuk ketika ada pemilih yang butuh didampingi, perlu ada pengisian formulir pendampingan pemilih.

Pendamping pemilih juga akan dicatat apakah dari petugas KPPS atau yang dipilih sendiri oleh pemilih. Maya menjelaskan simulasi pemungutan suara akan digelar lagi di daerah perkotaan dengan jumlah pemilih pindah yang lebih banyak.

Terpisah, Anggota Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Boyolali, Wakhid Thoyib, menyampaikan alasan TPS 1 Dukuh Dayu, Desa Jeruk, Selo, dipilih untuk simulasi Pemilu 2024 karena berkaca pada Pemilu 2019 di mana TPS itu memiliki tingkat partisipasi pemilih yang tinggi.

Pada saat itu 100% masyarakat menyalurkan hak suaranya. Ia mengapresiasi walaupun lokasi TPS berada di ketinggian akan tetapi masyarakatnya melek demokrasi dan memiliki semangat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya