Soloraya
Senin, 15 Mei 2023 - 18:13 WIB

Sindikat Copet Beraksi di Konser di De Tjolomadoe Karanganyar, Gondol 18 HP

Indah Septiyaning Wardani  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelaku Juned saat memberikan pengakuan atas tindak kejahatan pencurian di konser Loud Carnival di De Tjolomadoe Karanganyar pada Senin (15/5/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sindikat copet asal Jakarta yang beraksi di konser musik bertajuk Loud Carnival di De Tjolomadoe, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Sabtu (13/5/2023) lalu, dibekuk polisi. Sindikat itu beranggotakan enam orang di antaranya sepasang suami istri (pasutri).

Pasutri itu yakni MJ alias Juned, 27 dan FV alias Fera, 27, warga Galur, Johor Baru Kodya, Jakarta Pusat. Satu pelaku lainnya berinisial SR alias Reza, 21, merupakan tetangga pasutri tersebut. Ada tiga pelaku lain yang masih buron, mereka berinisial  K, A, dan D.

Advertisement

Dalam aksinya ini, pelaku mencuri handphone (HP) milik penonton konser musik indie tersebut. Dari tangan pelaku, polisi berhasil mengamankan 18 ponsel berbagai merek.

Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy, mengatakan awalnya polisi menerima laporan kehilangan dari para penonton konser musik di sana. Di mana polisi menerima sedikitnya 50 laporan kehilangan HP milik para penonton.

Advertisement

Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy, mengatakan awalnya polisi menerima laporan kehilangan dari para penonton konser musik di sana. Di mana polisi menerima sedikitnya 50 laporan kehilangan HP milik para penonton.

“Dari laporan itu kami terjunkan tim dengan menggunakan pakaian sipil masuk saat konser berlangsung. Hingga akhirnya membekuk ketiga pelaku itu,” kata Kapolres dalam rilis kepada wartawan di Mapolres Karanganyar pada Senin (15/5/2023).

Kapolres mengatakan konser musik tersebut dihadiri sekitar kurang lebih 700 orang. Awalnya kegiatan tersebut berlangsung aman. Namun di saat konser musik berjalan, kawanan sindikat maling beraksi. Mereka memanfaatkan para penonton yang lengah dengan mencuri HP para korbannya.

Advertisement

Tiga pelaku berhasil melarikan diri. Hingga kini masih dalam pengejaran kepolisian. Kapolres mengatakan kawanan pelaku copet ini merupakan sindikat dari Jakarta. Mereka sudah merencanakan untuk melakukan pencopetan saat konser berlangsung. Dari Jakarta ke Solo, para pelaku menggunakan ojek online dengan tarif Rp1,2 juta di luar biaya jalan tol Jakarta-Solo.

“Kami sedang dalami apakah ini kejadian pertama atau pernah melakukan aksi di wilayah lain. Mengingat kalau kita lihat dari hasil pemeriksaan mereka itu sudah memetakan kegiatan konser,” kata Kapolres.

Modus operandi pelaku cukup rapi. Para pelaku membagi tugas, ada yang mengalihkan perhatian, mengambil barang, dan mengumpulkan. Kapolres mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan HP saat menonton konser tersebut untuk melapor ke kepolisian. Pengambilan HP tidak dipungut biaya sepersen pun alias gratis.

Advertisement

“Silakan untuk dapat membawa kotak HP sebagai bukti pemilikan. Nanti kita verifikasi apakah itu benar miliknya atau bukan,” kata Kapolres.

Kapolres juga mengingatkan kepada penyelenggara untuk meningkatkan keamanan kegiatan. Sehingga kasus tersebut tidak terulang kembali. Ketiga pelaku kini mendekam di tahanan Polres Karanganyar. Ketiga pelaku dijerat pasal 363 KUHP dengan ancaman pidana maksimal 7 tahun penjara.

Pelaku Juned, 27, mengaku baru kali pertama melakukan aksi pencopetan itu. Dia tergiur ajakan rekannya yang kini buron untuk ikut dalam aksi pencurian tersebut. Dia lantas mengajak sang istri dan seorang tetangga rumah ke Kota Solo.

Advertisement

“Jadi kami bagi tugas. Ada yang bagian ambil, ada yang mengalihkan perhatian, ada yang mengumpulkan barang,” kata dia.

Hasil tindak kejahatan itu rencananya akan dibagi rata. HP milik para korban akan dijual saat balik ke Jakarta. Namun, belum sempat balik ke Jakarta, aksinya sudah keburu ketahuan polisi. Kini dia dan istrinya harus mendekam di balik jeruji tahanan. Empat anaknya yang masing kecil terpaksa ditinggalkan bersama orang tuanya di Jakarta.

“Saya butuh uang buat anak-anak. Anak saya empat orang. Jadi ikut tergiur seperti ini. Saya menyesal,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif