Soloraya
Senin, 11 Juni 2018 - 09:09 WIB

Singa Afrika Serulingmas Jadi Penghuni Baru TSTJ Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ivan Andimuhtarom  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong>–<a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180607/489/919640/pekan-syawalan-tstj-solo-digelar-jumat-selasa-15-1962018-tiket-rp20.000">Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo </a>&nbsp;memiliki koleksi baru berupa seekor singa Afrika (<em>Panthera leo</em>) betina berusia enam tahun hasil tukar-menukar satwa dengan Taman Margasatwa Serulingmas, Banjarnegara. Singa Afrika betina yang diberi nama Eka ini tiba di TSTJ, Kamis (7/6/2018) malam.</p><p>Dokter Hewan TSTJ Solo, Siti Nuraini, mengatakan singa masih dalam kondisi stres setelah tiba di <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180527/489/918793/molor-lagi-dancing-fountain-tstj-solo-kembali-menari-pada-9-juni">TSTJ.</a> &ldquo;Itu terjadi karena hewan baru pindah kandang,&rdquo; ungkap Siti saat berbincang dengan wartawan, Jumat (8/6/2018) siang. Sebelumnya, TSTJ telah menukar dua ekor kanguru tanah dan seekor monyet beruk lebih dari dua tahun lalu. Kini, Eka menjadi satu-satunya singa betina yang menghuni TSTJ.</p><p>Pihak pengelola kebun binatang berencana menambah koleksi singa dengan mengadakan tukar-menukar satwa. Penambahan ini salah satunya untuk mencarikan pasangan bagi singa betina. Siti menambahkan kegiatan tukar-menukar satwa antar lembaga konservasi kini berlangsung cukup rumit. Pasalnya, selain MoU antar lembaga, juga harus ada MoU dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.</p><p>&ldquo;Sudah ada pembicaraan antara Pak Bimo (Bimo Wahyu Widodo, Dirut TSTJ) dengan pihak Bali Zoo,&rdquo; kata Siti.</p><p>Siti mengatakan Eka akan mengalami stres saat masa transisi antara 3-7 hari. Rentang itu masih tergantung dengan keramaian pengunjung. &ldquo;Kalau pengunjung semakin banyak biasanya stres bertambah lama. Tekanan itu bisa membuat singa bertambah agresif,&rdquo; katanya.</p><p>Namun Siti optimistis Eka dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Selain karena kondisinya yang sehat, faktor perjalanan yang tak terlalu lama juga ikut mempengaruhi. Eka tiba di <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180417/489/910791/wisata-solo-operasional-air-mancur-menari-tstj-molor-lagi-ini-penyebabnya">TSTJ </a>setelah sebelumnya menempuh perjalanan 6 jam dari Banjarnegara. &ldquo;Tidak banyak gangguan jadi seharusnya dapat lebih cepat menyesuaikan diri,&rdquo; kata Siti.</p><p>Dalam kondisi normal, seekor singa betina dapat menghabiskan 4,5 kg daging ayam segar tiap hari. Siti menambahkan, saat pertama tiba di TSTJ, Eka sempat diberi vitamin dan berada dalam kandang steril. Tujuannya untuk melokalisasi apabila ada penyakit bawaan. Namun sejauh ini Eka dalam keadaan sehat.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif