SOLOPOS.COM - Uang tabungan milik penjaga sekolah itu disimpan dalam celengan plastik. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLOBank Indonesia (BI) akan memusnahkan serpihan uang kertas milik penjaga SD Negeri Lojiwetan, Solo, Samin, yang rusak dimakan rayap dan tak memenuhi syarat untuk ditukar dengan uang baru.

Jumlah uang rusak yang tak memenuhi syarat itu diperkirakan mencapai kurang lebih Rp30 juta. Seperti diketahui, Samin melaporkan uangnya yang rusak dimakan rayap mencapai Rp50 juta. Dari jumlah itu, yang bisa direkonstruksi dan memenuhi syarat Rp20,2 juta.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kondisi serpihan-serpihan uang kertas itu sangat kecil sehingga menyulitkan petugas yang menyusunnya agar memenuhi persyaratan penukaran uang rusak. Petugas Bank Indonesia telah membantu menyusun dan merekonstruksi serpihan-serpihan uang kertas agar bisa memenuhi persyaratan penukaran uang rusak/cacat dengan uang baru.

Petugas lantas mengukur luasan fisik uang kertas menggunakan alat khusus. Alat itu bisa mengukur luasan uang kertas yang rusak/cacat guna memastikan apakah memenuhi syarat penukaran atau tidak.

Uang rusak/cacat bisa misalnya karena dimakan rayap seperti milik penjaga SD di Solo ditukar ke Bank Indonesia asal memenuhi persyaratan. Syarat itu seperti tanda keaslian fisik uang kertas masih dapat dikenali dan fisik uang kertas sebesar dua pertiga atau 2/3 atau sekitar 68 persen dari ukuran aslinya.

Baca Juga: Uang Rusak Dimakan Rayap Ditukar BI, Penjaga SD di Solo Bawa Pulang Rp20 Juta

“Sedangkan serpihan uang rusak dimakan rayap yang tak bisa lagi disusun bakal dimusnahkan. Bank Indonesia berwenang dalam pengelolaan uang rupiah,” kata Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, saat ditemui wartawan, Kamis (15/9/2022).

Pemusnahan uang dilakukan dengan meracik, melebur, atau cara lain sehingga tidak menyerupai uang. Pemusnahan uang kertas dilakukan dengan menggunakan mesin sortasi atau mesin racik.

Uang yang dimusnahkan oleh Bank Indonesia merupakan uang yang tidak layak edar baik berupa uang lusuh, cacat atau rusak. “Kami berharap tak ada lagi kasus serupa. Selama bertahun-tahun menabung di celengan plastik. Saat celengan dibongkar, tahu-tahu uang simpanan rusak dimakan rayap,” ujarnya.

Kampanye Menyimpan Uang di Bank

Joko, sapaan akranya, menyampaikan Bank Indonesia terus melakukan kampanye edukasi agar masyarakat menyimpan uang di bank. Banyak keuntungan menyimpan uang di bank. Selain keamanan, masyarakat bisa melakukan proses transaksi digital secara lebih cepat dan mudah.

Baca Juga: Gara-Gara Uang Dimakan Rayap, Penjaga SD di Solo Kini Kapok Nabung di Celengan

Dia tak mempermasalahkan masyarakat menyimpan uang di celengan plastik di rumah. Setelah terkumpul banyak, uang di celengan ditabung di bank.

“Jangankan kertas, kayu bakal habis dimakan rayap. Paling tidak setiap sebulan atau dua bulan ditabung di bank. Aja tahunan kaya ngene. Ora konangan, ngerti-ngerti wis rusak,” ujarnya merujuk kasus uang dimakan rayap milik penjaga SD di Solo, Samin.

Sementara itu, penjaga SD Negeri Lojiwetan, Solo, Samin, dan istrinya, Sri Kadarwati, berencana membuka rekening bank setelah membawa pulang uang baru senilai Rp20,2 juta. Mereka masih menyimpan uang senilai hampir Rp50 juta di rumah.

Baca Juga: Uang Dimakan Rayap Mau Dibeli Orang, Penjaga SD Solo: Saya Enggak Cari Untung!

Uang itu juga disimpan di celengan plastik namun bisa diselamatkan dan masih utuh. Rencananya, uang tersebut digunakan untuk membayar uang muka pendaftaran haji ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Solo.

“Iya. Langsung ditabung di bank. Saya menyesal menyimpan uang di celengan plastik. Ini pelajaran bagi keluarga saya dan masyarakat umum khususnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya