SOLOPOS.COM - Logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo karya Achyal Munif yang berhasil menang lomba yang digelar Pemkot Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Achyal Munif, warga Desa Karangmalang Wetan, Kecamatan Kangkung, Kendal, Jateng, berhasil memenangi Lomba Desain Logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo. Pemkot Solo akan memberikan hadiah senilai Rp10 juta kepada sang juara.

Achyal yang beralamat KTP Kendal, kini berdomisili di Desa Manunggal, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Karya Achyal yang berupa desain logo dengan visual kupu-kupu warna merah itu berhasil menyingkirkan 804 karya peserta lain dari berbagai daerah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pengumuman itu kali pertama diunggah melalui akun media sosial Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yakni @gibran_rakabuning di Instagram dan @gibran_tweet di Twitter. Akun milik Wali Kota Solo juga mengunggah makna logo karya Achyal Munif.

Logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo karya Achyal terdiri dari angka 278 yang membentuk visualisasi kupu-kupu dengan desain yang futuristik sekaligus membudaya. Kupu-kupu dalam masyarakat Jawa digambarkan sebagai binatang pembawa kabar baik.

Kota Solo dengan adanya logo 278 ini ke depannya diharapkan akan menjadi lebih baik, lebih maju, makmur dan bahagia. Kupu-kupu sebagai simbol kesempurnaan dan liku-liku metamorfosis yang berubah-ubah dari bentuk yang menjijikkan hingga menjadi bentuk yang indah dan sempurna.

Baca Juga: Cakep-Cakep, Ini 4 Karya Finalis Lomba Desain Logo Hari Jadi Ke-278 Kota Solo

Hal itu berkaitan erat dengan perjalanan spiritual manusia. Kota Solo pun begitu dengan usia ke-278 pada tahun depan tentunya mengalami banyak perubahan dari masa ke masa hingga sampai saat ini menjadi kota yang indah dan maju, makmur dan sejahtera warganya.

Dua sungut sebagai minimalisasi corak batik dan bentuk visualisasi budaya Solo. Warna merah pada logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo itu menjadi simbol semangat, kerja keras, dan optimisme. Selain itu juga merupakan warna kebesaran Canthik Rajamala sebagai tokoh legenda sekaligus maskot Kota Solo.

Salah satu anggota tim juri lomba tersebut, Sri Hastjarjo, menjelaskan tahun lalu ada sekitar 300 karya yang ikut lomba, sedangkan tahun ini panitia menerima lebih dari 800 karya logo. Pasa peserta kebanyakan mengirim karya menjelang batas akhir.

Menurut dia, tim juri memilih 10 karya terbaik lalu meminta arahan kepada Wali Kota Solo. Tim juri melakukan uji publik dengan empat karya terbaik melalui akun media sosial Pemkot Solo.

Baca Juga: Dipakai sejak Era Jokowi, Logo Solo The Spirit Of Java Diubah di Era Gibran

Uji Publik untuk Pastikan Keaslian Karya

“Salah satu kriteria logo harus mencantumkan teks 17 Februari 1745 – 17 Februari 2023. Ada satu desain logo gapura yang menuliskan 17 Februari 1945 sampai 17 Februari 2023. Publik jeli dan memberikan komentar. Meskipun hanya salah tulis teks tetap gugur karena bagaimana pun kami melibatkan publik,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, uji publik bertujuan memastikan keaslian karya logo. Disinggung banyaknya pendapat yang menyebut pemenang logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo itu mirip dengan logo kelompok musik Slank, Sri mengatakan sulit mendapatkan karya yang benar-benar asli.

Menurutnya, logo tersebut telah menyesuaikan dengan program Wali Kota Solo sesuai tahunnya berupa pengembangan kota budaya yang modern yang didukung oleh birokrasi yang gesit dan partisipasi publik yang kreatif.

Baca Juga: Logo Solo The Spirit of Java: Desainnya Dikritik, Begini Jawaban Andrea Isa

“Ulat itu identik dengan lambat lalu berubah menjadi kepompong lalu berubah menjadi kupu-kupu,” paparnya. Terpisah, anggota tim juri  lainnya pada lomba logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo, Irfan Sutikno, menambahkan Sri Rejeki dari Kota Solo dan Setyawan Agus Subari dari Kabupaten Boyolali bertahan sebagai finalis.

Sedangkan satu finalis lainnya dinyatakan gugur. Salah satu finalis gugur karena tidak memenuhi salah satu unsur kriteria logo yang menyebutkan logo harus mencantumkan teks 17 Febuari 1745 – 17 Febuari 2023. Dia menyayangkan ada yang gugur pada uji publik.

“Kreatornya sudah berangkat dari ide yang benar, mengangkat gapura koridor Gatot Subroto dalam karyanya. Walau finishing dan pemilihan font masih bisa disempurnakan, tapi lantaran kekeliruan kecil karya yang sudah melaju hingga empat besar tersebut harus tereliminasi,” katanya setelah rapat akhir penentuan pemenang bersama Sri Hastjarjo dan Asmoro Nurhadi Panindias selaku dewan juri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya