Soloraya
Jumat, 16 Desember 2022 - 20:45 WIB

Sisihkan 804 Pesaing, Warga Kendal Juarai Lomba Logo Hari Jadi Ke-278 Kota Solo

Wahyu Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo karya Achyal Munif yang berhasil menang lomba yang digelar Pemkot Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Achyal Munif, warga Desa Karangmalang Wetan, Kecamatan Kangkung, Kendal, Jateng, berhasil memenangi Lomba Desain Logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo. Pemkot Solo akan memberikan hadiah senilai Rp10 juta kepada sang juara.

Achyal yang beralamat KTP Kendal, kini berdomisili di Desa Manunggal, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Karya Achyal yang berupa desain logo dengan visual kupu-kupu warna merah itu berhasil menyingkirkan 804 karya peserta lain dari berbagai daerah.

Advertisement

Pengumuman itu kali pertama diunggah melalui akun media sosial Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yakni @gibran_rakabuning di Instagram dan @gibran_tweet di Twitter. Akun milik Wali Kota Solo juga mengunggah makna logo karya Achyal Munif.

Logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo karya Achyal terdiri dari angka 278 yang membentuk visualisasi kupu-kupu dengan desain yang futuristik sekaligus membudaya. Kupu-kupu dalam masyarakat Jawa digambarkan sebagai binatang pembawa kabar baik.

Advertisement

Logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo karya Achyal terdiri dari angka 278 yang membentuk visualisasi kupu-kupu dengan desain yang futuristik sekaligus membudaya. Kupu-kupu dalam masyarakat Jawa digambarkan sebagai binatang pembawa kabar baik.

Kota Solo dengan adanya logo 278 ini ke depannya diharapkan akan menjadi lebih baik, lebih maju, makmur dan bahagia. Kupu-kupu sebagai simbol kesempurnaan dan liku-liku metamorfosis yang berubah-ubah dari bentuk yang menjijikkan hingga menjadi bentuk yang indah dan sempurna.

Baca Juga: Cakep-Cakep, Ini 4 Karya Finalis Lomba Desain Logo Hari Jadi Ke-278 Kota Solo

Advertisement

Dua sungut sebagai minimalisasi corak batik dan bentuk visualisasi budaya Solo. Warna merah pada logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo itu menjadi simbol semangat, kerja keras, dan optimisme. Selain itu juga merupakan warna kebesaran Canthik Rajamala sebagai tokoh legenda sekaligus maskot Kota Solo.

Salah satu anggota tim juri lomba tersebut, Sri Hastjarjo, menjelaskan tahun lalu ada sekitar 300 karya yang ikut lomba, sedangkan tahun ini panitia menerima lebih dari 800 karya logo. Pasa peserta kebanyakan mengirim karya menjelang batas akhir.

Menurut dia, tim juri memilih 10 karya terbaik lalu meminta arahan kepada Wali Kota Solo. Tim juri melakukan uji publik dengan empat karya terbaik melalui akun media sosial Pemkot Solo.

Advertisement

Baca Juga: Dipakai sejak Era Jokowi, Logo Solo The Spirit Of Java Diubah di Era Gibran

Uji Publik untuk Pastikan Keaslian Karya

“Salah satu kriteria logo harus mencantumkan teks 17 Februari 1745 – 17 Februari 2023. Ada satu desain logo gapura yang menuliskan 17 Februari 1945 sampai 17 Februari 2023. Publik jeli dan memberikan komentar. Meskipun hanya salah tulis teks tetap gugur karena bagaimana pun kami melibatkan publik,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, uji publik bertujuan memastikan keaslian karya logo. Disinggung banyaknya pendapat yang menyebut pemenang logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo itu mirip dengan logo kelompok musik Slank, Sri mengatakan sulit mendapatkan karya yang benar-benar asli.

Advertisement

Menurutnya, logo tersebut telah menyesuaikan dengan program Wali Kota Solo sesuai tahunnya berupa pengembangan kota budaya yang modern yang didukung oleh birokrasi yang gesit dan partisipasi publik yang kreatif.

Baca Juga: Logo Solo The Spirit of Java: Desainnya Dikritik, Begini Jawaban Andrea Isa

“Ulat itu identik dengan lambat lalu berubah menjadi kepompong lalu berubah menjadi kupu-kupu,” paparnya. Terpisah, anggota tim juri  lainnya pada lomba logo Hari Jadi ke-278 Kota Solo, Irfan Sutikno, menambahkan Sri Rejeki dari Kota Solo dan Setyawan Agus Subari dari Kabupaten Boyolali bertahan sebagai finalis.

Sedangkan satu finalis lainnya dinyatakan gugur. Salah satu finalis gugur karena tidak memenuhi salah satu unsur kriteria logo yang menyebutkan logo harus mencantumkan teks 17 Febuari 1745 – 17 Febuari 2023. Dia menyayangkan ada yang gugur pada uji publik.

“Kreatornya sudah berangkat dari ide yang benar, mengangkat gapura koridor Gatot Subroto dalam karyanya. Walau finishing dan pemilihan font masih bisa disempurnakan, tapi lantaran kekeliruan kecil karya yang sudah melaju hingga empat besar tersebut harus tereliminasi,” katanya setelah rapat akhir penentuan pemenang bersama Sri Hastjarjo dan Asmoro Nurhadi Panindias selaku dewan juri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif