Soloraya
Senin, 13 Maret 2023 - 10:46 WIB

Siswa SDN 2 Tlogolele Boyolali Tetap Masuk Meski Sekolah Dihujani Abu Merapi

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Abu sisa erupsi Merapi masih memenuhi atap dan halaman gedung SDN 2 Tlogolele, Selo, Boyolali, Senin (13/3/2023). (Solopos/Ni'maul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah terdekat dengan  Gunung Merapi, SDN 2 Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, tetap berjalan kendati sekolah itu masih penuh abu vulkanik sisa erupsi Gunung Merapi, Senin (13/3/2023).

Seperti diketahui, Merapi memuntahkan awan panas dan abu vulkanik sejak Sabtu (11/3/2023) yang mengakibatkan kawasan Tlogolele yang berada di lereng gunung itu terkena hujan abu. Meski aktivitas Merapi berangsur menurun, sisa abu vulkanik masih tampak di halaman sekolah yang hanya berjarak sekitar 4,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi tersebut, Senin.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi, abu vulkanik masih tersisa di genting gedung dan halaman sekolah. Debu-debu juga masih terlihat berterbangan di sekitarnya. Aktivitas belajar mengajar di sekolah dilaksanakan untuk kelas III, IV, dan V.

Kemudian untuk siswa kelas VI melaksanakan try out ujian tingkat kabupaten di sekolah. Sedangkan kelas I dan II melaksanakan KBM di rumah. Wali Kelas VI SDN 2 Tlogolele, Rajiv Nasr Sidiq, mengungkapkan sekitar 77 siswa masuk sekolah untuk KBM dan try out.

“Untuk kelas I memang kami persilakan belajar di rumah karena yang pertama ruangannya dipakai. Kedua, faktor keamanan, mereka masih sulit untuk dikasih tahu,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di SDN 2 Tlogolele, Senin.

Advertisement
Para siswa SDN 2 Tlogolele, Selo, Boyolali, tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar meski sekolah mereka masih penuh abu sisa erupsi Merapi, Senin (13/3/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Rajiv mengungkapkan hujan abu vulkanik Merapi di Tlogolele, Selo, Boyolali, terakhir pada Minggu (12/3/2023). Pada Senin, abu vulkanik yang tersisa masih ada dengan ketebalan sekitar 0,5 sentimeter (cm).

Walaupun aktivitas KBM normal, Rajiv mengungkapkan abu-abu vulkanik yang tersisa tetap mengganggu para siswa dan guru. Ssiswa diwajibkan memakai masker. Sekolah juga menyediakan masker bagi siswa yang tidak membawa dari rumah. “Masker kami juga dapat dari pemerintah, jadi kami bagikan ke masyarakat,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan siswa tidak diperkenankan bermain di luar kelas karena masih banyak abu di halaman sekolah. “Rencananya juga misal biasanya pulang pukul 12.00 WIB siang, hari ini kemungkinan pulang lebih awal,” ujarnya.

Advertisement

Sementara itu, salah satu siswa Kelas IV SDN 2 Tlogolele, Selo, Boyolali, Dimas Agung Nugroho, mengungkapkan saat tidak ada hujan abu Merapi, ia biasanya berangkat sendiri ke sekolah. Namun, pada hari pertama sekolah setelah hujan abu ia diantar dan jemput orang tuanya.

“Saya enggak takut sekolah, karena sudah pakai masker. Jadi sekolah seperti biasa, ini tidak mengganggu,” ujarnya. Ia mengungkapkan ini adalah kali ketiga ia merasakan hujan abu namun kali ini abunya paling tebal.

Walaupun begitu, orang tuanya tetap memberitahunya bahwa keadaan aman sehingga dia tidak takut. “Di rumah juga pakai masker untuk keamanan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif