SOLOPOS.COM - IJ, 16, melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolres Sragen, Senin (9/5/2016). Pelajar SMA yang baru lulus UN itu tidak terima dengan anggota Front Pembela Islam (FPI) yang telah menghinanya dengan kata-kata kotor. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Perayaan kelulusan SMA Sragen yang dibubarkan FPI berbuntut panjang. Siswi SMA melaporkan FPI karena dimaki dengan kata-kata kasar.

Solopos.com, SRAGEN — Front Pembela Islam (FPI) akhirnya meminta maaf kepada IJ, 16, siswi SMA di Sragen yang melaporkan salah satu ormas Islam itu ke Polres Sragen setelah dimaki-maki dengan kata l***e.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Permintaan maaf itu disampaikan FPI saat bertemu IJ dan kedua orangtuanya di Makodim 0725/Sragen. Pertemuan kedua belah pihak dimediasi oleh Dandim 0725/Sragen Letkol Inf. Denny Marantika pada Jumat (13/5/2016) sore.

“Rencananya mediasi itu akan digelar di rumah saya. Namun, Pak Dandim menghubungi saya kalau mereka [FPI] ingin bertemu dengan keluarga saya di tempat yang lebih netral. Oleh sebab itu, mediasi akhirnya digelar di makodim,” jelas ayah IJ, Rohadi, saat dihubungi Solopos.com melalui sambungan telepon, Senin (16/5/2016).

Rohadi hadir bersama IJ dan istrinya. Sementara FPI diwakili Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) FPI Soloraya Choirul, dan Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaefi serta sekretarisnya. Pada kesempatan itu, Mala meminta maaf secara pribadi kepada IJ dan kedua orangtuanya.

Dia meminta maaf apabila ada perkataan yang tidak pantas untuk diucapkan. Permintaan maaf kepada IJ dan kedua orangtuanya juga disampaikan Choirul. Rohadi bersama istri dan anaknya menerima permintaan maaf pimpinan FPI itu.

”Bagi saya yang penting ada niat baik dari mereka untuk meminta maaf. Saya hanya orang kecil, mereka semua ustad yang terkenal. Tidak sulit bagi saya untuk memaafkan mereka. Saya hanya berpesan supaya mereka berhati-hati dalam bicara. Terkadang niat baik bisa jadi salah kaprah kalau dilakukan dengan cara yang tidak pas. Ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua,” kata Rohadi.

Cabut Laporan

Setelah FPI minta maaf, IJ berencana mencabut laporan yang disampaikan kepada polisi pada Senin ini. Namun, lantaran dia masih berada di luar kota untuk mendaftar kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri, IJ urung mencabut laporan itu. ”Rencananya, anak saya akan mencabut laporan itu besok [Selasa (17/5)],” jelas Rohadi.

Sementara itu, Choirul, membenarkan adanya mediasi yang dilakukan Dandim Sragen untuk menengahi persoalan antara FPI dengan IJ. Dia menjelaskan mediasi itu bertujuan memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi pada acara perayaan kelulusan sekolah di Alun-Alun Sasana Langen Putro.

”Musyawarah itu dilakukan dengan niat tidak untuk mencari kesalahan, tetapi dengan niat untuk memperbaiki kesalahpahaman,” jelas Choirul.

Choirul menegaskan mediasi itu digelar atas inisiatif dari Dandim Sragen. Dia mengakui antara FPI dan keluarga IJ sudah saling memaafkan. Dia menuding ada kepentingan politik di balik perayaan kelulusan sekolah itu.

”Ada kepentingan politik dari seorang pejabat negara untuk mendongkrak popularitas kedudukannya. Ini merupakan pelanggaran kode etik sebagai pejabat negara,” tegas Choirul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya