Soloraya
Rabu, 19 September 2018 - 18:15 WIB

Siswi SMK Klaten Korban Begal Pura-Pura Meninggal Agar Tak Dianiaya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI</strong> — Lusia Intan Wijayaningsih, 17, warga Ngawen, Klaten, terbaring di tempat tidur salah satu kamar bangsal Binahong Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang (RSUD PA) Boyolali, Rabu (19/9/2018).</p><p>Kedua kelopak matanya memar dan nyaris menutup bola matanya yang memerah. Dahi kanannya juga lebam. Tiga kain perban menutupi luka di tubuhnya, masing-masing di jari kelingking kiri, pergelangan tangan, dan lutut kanan.</p><p>Perban lain untuk jarum infus juga terpasang di pergelangan tangan kiri. Meski dalam kondisi seperti itu, perempuan ini masih mampu <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20170705/492/831061/perampokan-boyolali-perampok-pedagang-pasar-cepogo-tertangkap-ini-pembagian-peran-mereka" title="Perampokan Boyolali: Tas Berisi Uang Rp198 Juta Dirampas dari Karyawati Pabrik">menceritakan</a> apa yang dialaminya pada Senin (17/9/2018) lalu di dekat Perum Galih Asri Kelurahan/Kecamatan Mojosongo, Boyolali.</p><p>Penyuka aktivitas mendaki gunung ini dianiaya Bagas Aulid Saputra, 22, warga Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali. Dia dicekik, ditusuk dengan pisau, dan dipukul dengan tanah kering.</p><p>Aksi brutal Bagas yang baru dikenalnya April lalu itu dilakukan petang hari sebelum laki-laki itu membawa kabur sepeda motor Honda Beat D 2522 IH dan ponsel Lusia.</p><p>Saat itu keduanya baru saja sampai di Boyolali sepulang dari mendaki Gunung Slamet. Rencananya keduanya kembali ke daerah masing-masing di Klaten dan Boyolali.</p><p>Menurut Lusia, selama berangkat pada Kamis (13/9/2018) hingga perjalanan pulang mendaki, tidak ada tingkah Bagas yang <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20170705/492/831047/perampokan-boyolali-kawanan-perampok-tewaskan-warga-cepogo-tertangkap" title="PERAMPOKAN BOYOLALI : Kawanan Perampok Tewaskan Warga Cepogo Tertangkap">mencurigakan</a>. Baru setelah sampai persimpangan jalan di Magelang menuju Boyolali via Selo, Lusia merasa curiga karena Bagas tidak mengambil jalur utama.</p><p>Dia mengambil jalur yang belum pernah dilalui Lusia. &ldquo;Saya tanya, kok lewat sini? Dia [Bagas] bilang tenang saja. Itu berkali-kali saya tanyakan dan jawabannya sama. Saya semakin curiga,&rdquo; ujarnya didampingi ayahnya, Budiyanto, 45, dan kerabat dekatnya, Susanto, 40.</p><p>Sesampai di Boyolali, Bagas pun tidak mengambil jalur utama, namun memilih jalur sepi, hingga akhirnya berhenti di suatu tempat di Kelurahan/Kecamatan Mojosongo. &nbsp;&nbsp;</p><p>Bagas langsung melepas helmnya sendiri dan helm Lusia. Tanpa bicara Bagas langsung mengarahkan kedua tangan ke leher Lusia untuk mencekik.</p><p>Aksi ini tak sempat ditangkis sehingga cengkeraman tangan pelaku membuat Lusia nyaris kehabisan napas. Saat itu juga Lusia langsung lemas hingga kemudian terjatuh.</p><p>Lusia tak ingin membiarkan aksi temannya itu berlanjut dan mencoba melawan. Tapi karena kalah tenaga, upaya ini sia-sia dan Bagas kembali mencekik leher Lusia.</p><p>Kali ini Lusia benar-benar lemas hingga mau pingsan. Melihat Lusia dalam kondisi seperti itu, Bagas justru semakin brutal lalu mengambil pisau dan berusaha menusuk-nusuk bagian perut Lusia.</p><p>Tapi entah kenapa, Bagas tak mampu memasukkan benda tajam itu ke tubuh Lusia. Bagas kemudian dia mengubah sasaran dengan menyayat pergelangan tangan Lusia hingga terluka.</p><p>Melihat aksi brutal Bagas itu, Lusia yang sudah tidak berdaya tak mampu melawan dan berpura-pura <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20170705/492/831061/perampokan-boyolali-perampok-pedagang-pasar-cepogo-tertangkap-ini-pembagian-peran-mereka" title="PERAMPOKAN BOYOLALI : Perampok Pedagang Pasar Cepogo Tertangkap, Ini Pembagian Peran Mereka">meninggal</a> agar tidak dianiaya lebih brutal lagi.</p><p>Sampai saat itu pun, Bagas belum berhenti menganiaya. Dia malah mengambil bongkahan tanah kering dan memukulkannya ke kepala Lusia. Setelah itu, barulah Bagas berhenti dan sempat memastikan kondisi Lusia.</p><p>&ldquo;Dia sempat mengecek saya. Mungkin dia menganggap saya sudah meninggal. Saya pun pura-pura saja [meninggal] agar tidak diapa-apain lagi. Kemudian pergi bawa motor dan ponsel saya,&rdquo; ungkap Lusia sambil menyeka air mata yang sesekali keluar dari mata lebamnya.</p><p>Saat itu Lusia masih diam terkulai beberapa saat untuk memastikan Bagas pergi jauh dan tidak akan kembali lagi. Setelah itu, dengan kondisi yang sangat payah penuh luka, Lusia berjalan tertatih-tatih menuju perkampungan.</p><p>Lusia masuk ke Perum Galih Asri yang tak jauh dari lokasi untuk meminta pertolongan warga di sana. &ldquo;Saya tidak langsung ditolong karena warga juga takut melihat kondisi saya. Tapi kemudian akhirnya saya tetap ditolong dan dibawa ke rumah sakit ini,&rdquo; kata siswi SMK di Klaten ini sebelum mengakiri ceritanya akibat rasa perih di mata kanannya.</p><p>Sementara itu, Bagas sudah ditangkap polisi di Magelang sehari setelah kejadian dan kini ditahan di Mapolsek Mojosongo. Sang ayah, Budiyanto, mengaku menyerahkan semua proses hukum pelaku kepada polisi.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif