SOLOPOS.COM - Susunan batu berbentuk setengah lingkaran di Dukuh/Desa Sukorejo, Kecamatan Wedi diduga peninggalan zaman megalitikum. Foto diambil Jumat (20/5/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Di Klaten terdapat kawasan yang diduga situs peninggalan zaman prasejarah. Situs itu bernama Situs Pringgoloyo atau Pringgolayan di Dukuh/Desa Sukorejo, Kecamatan Wedi.

Situs itu berupa susunan batu yang membentuk pola setengah lingkaran. Ada sekitar empat batu membentuk pola setengah lingkaran dan satu batu di belakang susunan tersebut. Ada dua batu yang diperkirakan berada di dalam rumpun bambu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Humas Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan situs itu menjadi satu-satunya situs megalitikum yang ditemukan di Klaten. Masa megalitikum atau zaman batu besar ada sebelum masa Hindu-Buddha masuk atau pada masa prasejarah.

“Di Klaten ini hanya satu-satunya. Menariknya hanya ada satu simbol saja,” kata Hari saat ditemui di kawasan Situs Pringgoloyo, Jumat (20/5/2022).

Hari menjelaskan pada masa prasejarah, masyarakat Jawa Kuno belum mengenal tulis menulis. Untuk memberikan petunjuk, masyarakat pada masa itu kerap menggunakan simbolisasi seperti pola susunan batu. Dari pola susunan batu, Situs Pringgoloyo diperkirakan merupakan pekuburan.

Baca Juga: Inilah Keistimewaan Kabupaten Klaten yang Tak Dimiliki Daerah Lain

“Seharusnya pola susunan batu berbentuk lingkaran sambung menyambung yang merupakan simbol kematian. Kami juga baca dari laporan Balar [Balai Arkeologi] tahun 1985, batu-batunya sudah berpindah. Dari cerita tutur dan arkelogi, di situs ini diperkirakan pekuburan,” jelas Hari.

Informasi terkait Situs Pringgoloyo ditemukan dalam situs berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id. Informasi itu disusun oleh Gunadi dalam laporannya berjudul Situs Pringgoloyo, Sebuah Data Peninggalan Megalitik di Daerah Wedi, Klaten, Jawa Tengah pada 1986.

Pada pendahuluan tulisan disebutkan Pringgoloyo atau sering disebut Pringgolayan merupakan sebutan tempat dan bukan nama dukuh ataupun kampung. Sebutan tersebut didasarkan pada temuan susunan batu berbentuk setengah lingkaran yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitarnya.

Belum diketahui alasan penyebutan situs tersebut sebagai Pringgoloyo atau Pringgolayan. Menurut cerita masyarakat setempat, dahulu lokasi tersebut merupakan daerah yang sangat keramat dan angker.

Baca Juga: Sejarah Klaten yang Ceritanya Punya Beragam Versi

Masyarakat sekitar tempat tersebut percaya bahwa situs Pringgoloyo merupakan tempat tinggal Raden Bagus Munyul yang mempunyai klangenan harimau putih dan kuda putih.

Suara gemerincing kuda putih masih sering didengar penduduk pada waktu-waktu tertentu di malam hari.

Dikatakan pula bahwa situs Pringgoloyo terletak pada sebuah desa yang berbentuk macak sili, yang berarti bentuknya mirip dengan ikan sili (jenis ikan sungai). Peninggalan tersebut terletak di ujung barat desa.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, bentuk desa seperti di atas menunjukkan atau merupakan tanda bahwa daerah tersebut angker. Tidak diketahui bilamana situs tersebut mulai dihuni dan menjadi sebuah kampung.

Baca Juga: Banyak Temuan BCB di Klaten tapi Akhirnya Terbengkalai, Kok Bisa?

Selain susunan batu yang berbentuk mirip setengah lingkaran. Ditemukan pula sepasang batu pipisan dan gandik. Sampai saat ini masih banyak orang yang datang ke tempat tersebut untuk memohon keselamatan, banyak rejeki, dan perlindungan.

Susunan batu terdiri dari tujuh batu, lima di antaranya masih terlihat in situ dan dua buah kemungkinan sudah tidak in situ.

Inventarisasi Ulang

Pada tahun 1977, sewaktu penulis laporan itu mengadakan inventarisasi ulang bersama Sdr. Joko Tiarso, susunan batu tersebut masih tampak jelas dan belum banyak tertimbun tanah.

Pada peninjauan berikutnya, yaitu tanggal 7 Mei 1985, tampak bahwa susunan batu tersebut mengalami perubahan, yakni sebagian batu-batunya tertimbun tanah.

Baca Juga: Wacana Museum Cagar Budaya di Klaten Terganjal

Susunan batu di atas dengan arah utara-selatan dan bagian yang cembung pada sisi sebelah Barat, terletak di pekarangan Yososumarto, yaitu tepat di ujung kampung Sukorejo.

Susunan batu setengah lingkaran di atas terdiri dari tujuh buah batu wungkul (utuh) dengan diameter beragam dari 50 sentimeter hingga 100 sentimeter.
Selain tujuh buah batu tersebut, ditemukan pula sebuah batu berbentuk segi empat, kemungkinan sebuah batu pipisan yang terbalik dan tertimbun tanah.

Pada kesimpulan tulisan itu disebutkan situs Pringgoloyo merupakan situs dengan peninggalan megalitik. Beberapa kemungkinan mengenai fungsi peninggalan tersebut, antara lain adalah sebagai situs penguburan atau sebagai lambang terjadinya kampung/pemukiman di tempat tersebut.



Alam Gaib

Anggapan dan kepercayaan masyarakat setempat terhadap situs tersebut menunjukkan adanya hubungan antara manusia dengan tokoh di alam gaib. Hal ini merupakan salah satu ciri tradisi megalitik yang masih berlangsung di tempat tersebut.

Baca Juga: Kisah Penamaan Wedi di Klaten Berkaitan dengan Sunan Pandanaran

Ketua KPCB Klaten, Wisnu Hendrata, mengatakan dari informasi yang dia terima arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta pernah mendatangi kawasan situs itu pada 1985. Namun, belum ada penelitian mendalam terkait kawasan situs tersebut. KPCB segera melaporkan ke instansi terkait dan berharap segera ada penelitian lebih lanjut.

“Melihat sekilas pandangan mata, ini situs megalitikum satu-satunya di Klaten,” kata Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya