SOLOPOS.COM - Situs Watu Sigong di ladang warga Dukuh Kroman, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, Rabu (30/8/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Di wilayah Jatinom, Klaten, terdapat Situs Watu Sigong yang memiliki banyak keunikan dan hingga kini masih menyimpan misteri. Salah satunya, misteri suara gamelan yang kerap terdengar pada malam-malam tertentu.

Situs itu berupa belasan batu andesit di gundukan tanah. Lokasi situs tepatnya berada di area ladang Dukuh Kroman, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom. Mayoritas batu berbentuk menyerupai gong.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ada satu batu berbentuk kemuncak atau puncak atap candi serta satu batu panjang berbentuk menyerupai saron. Bentuk mayoritas batu yang menyerupai gong itulah yang membuat kawasan itu dikenal dengan nama Watu Sigong.

Batu-batu tersebut sejak zaman dulu berada di tempat yang sama. Kawasan situs itu dikeramatkan oleh warga setempat. Ketika ada warga yang akan menggelar hajatan seperti mantu atau sunatan hingga menggelar pentas wayang kulit, warga menyempatkan diri memasang sesaji di tempat itu.

Salah satu warga, Jenjem, 60, mengatakan ada peristiwa-peristiwa aneh yang melingkupi Situs Watu Sigong di Jatinom, Klaten, yang hingga kini masih menyisakan misteri. Salah satunya warga dari luar desa pada malam-malam tertentu mendengar suara gamelan dan bersumber dari kawasan situs.

Padahal, warga sekitar tidak ada yang menggelar hajatan ataupun menggelar pentas wayang kulit atau lainnya dengan membunyikan gamelan. Orang-orang dari jauh itu kemudian berdatangan. Namun, ketika semakin dekat lokasi situs suaranya hilang.

“Ada juga yang sampai tanya yang menggelar pentas wayang kulit di mana. Padahal di daerah kami tidak ada yang menggelar pentas wayang kulit. Kalau dulu peristiwa seperti itu sering. Sekarang sudah jarang-jarang,” kata Jenjem saat ditemui Solopos.com di Mranggen, Rabu (30/8/2023).

Cerek Teh Terisi secara Misterius

Keanehan lainnya dialami Waluyo, 45, warga Kroman, Mranggen, Jatinom, Klaten, yang menggarap lahan di dekat Situs Watu Sigong. Secara misterius cerek tempat minumnya mendadak terisi padahal sebelumnya sudah habis.

Peristiwa itu terjadi kurang dari setahun lalu dan kejadiannya pada siang hari. “Waktu itu kan teh di cerek yang saya bawa itu sudah habis. Saya tuangkan itu sudah tidak keluar airnya. Mendekati tengah hari, saya pulang termasuk teman saya juga pulang, sementara cerek ditinggal,” kata Waluyo.

“Saat kembali lagi ke lahan, cerek yang sebelumnya kosong mendadak ada isinya teh hangat. Rasanya juga sama seperti yang saya minum sebelumnya. Saya tanya-tanya tidak ada yang merasa mengisi cerek tersebut,” jelasnya.

Salah satu pegiat pelestari cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi, menjelaskan batu-batu di situs Watu Sigong diduga umpak bangunan dari masa Kerajaan Mataram Kuno. Batu yang berbentuk seperti gong serta kenong itu menjadi umpak bangunan. Sementara batu yang berbentuk seperti saron merupakan Jaladwara.

“Di atasnya watu gong pasti berdiri tiang yang biasanya kayu. Kalau dilihat dari bentuk Watu Sigong yang besar itu, kayunya berukuran besar dan mungkin bangunannya sangat tinggi. Di sana ada satu batu jaladwara dan kemuncak itu bangunan petirtaan. Apalagi di watu sigong itu di dekatnya ada sungai,” kata Hari.

Sebagai informasi, kawasan Mranggen, Jatinom, Klaten, diduga dulunya merupakan kawasan permukiman pada era Mataram Kuno. Di Dukuh Kropakan, Mranggen, warga sampai sekarang masih kerap menemukan benda-benda atau artefak seperti guci kuno berusia seribuan tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya