SUKOHARJO-SMP Negeri 1 Sukoharjo menghapus praktik masa orientasi siswa (MOS) yang dinilai memberatkan siswa dan orangtua dari sisi kegiatan atau pembiayaan. Kebijakan itu mengikuti arahan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jateng.
Pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo, Purwanto, menyebutkan beberapa program selama MOS di sekolahnya terpaksa dibatalkan setelah adanya arahan Disdik Jateng. Fokus MOS, papar dia, diarahkan ke kegiatan-kegiatan yang tak memberatkan.
“Sempat ada program membuat rompi dari karung goni. Kemudian topi yang bervariasi. Tapi karena dianggap memberatkan, akhirnya kami batalkan dan tidak dilaksanakan,” ungkapnya dijumpai di sela-sela mengawasi pelaksanaan MOS di SMP Negeri 1 Sukoharjo, Senin (17/7/2012).
Purwanto menjelaskan MOS dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, Senin sampai Rabu (16-18/7). Kegiatan hari pertama diisi dengan observasi sekolah, apresiasi seni, dan kegiatan-kegiatan lain yang tak memberatkan. Sedangkan hari kedua, diberikan materi tata cara belajar.
Ketua Komisi IV DPRD Sukoharjo, Sudarsono, meyatakan siap menerima pengaduan terkait adanya program MOS yang memberatkan. Hal itu terkait kemungkinan masih adanya praktik MOS dengan menggunakan cara-cara kekerasan sehingga menimbulkan ketakutan siswa baru.
“Imbauan kami MOS agar mendidik dan menimbulkan keakraban. Jangan justru dengan program atau kegiatan yang berdampak tidak baik untuk peserta didik,” kata dia.