SOLOPOS.COM - Kepala SMPN 1 Boyolali, Nurnaningsih, mengecek kebersihan sekolah, Senin (14/2/2022). (Solopos-Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — SMPN 1 Boyolali mempersiapkan diri untuk mewakili Boyolali ke Sekolah Adiwiyata Provinsi tingkat SMP tahun 2022. Persiapan yang dilakukan salah satunya SMPN 1 Boyolali mulai melakukan penanaman tanaman-tanaman langka.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala SMPN 1 Boyolali, Nurnaningsih, saat dijumpai Solopos.com di sekolah setempat, Senin (21/2/2022). Ia mengatakan tanaman langka yang ditanam di lingkungan SMPN 1 Boyolali seperti pohon kalpataru, pohon afrika, dan tanaman karet kebo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Semakin ke sini, pohon-pohon tadi jumlahnya semakin berkurang, jadi itu yang kami upayakan tanam. Persiapan fisik kami ya mestinya melakukan penghijauan agar menjadi peneduh dan generasi yang akan datang tahu tanaman-tanaman tadi,” ungkap Nurnaningsih.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Terus, Boyolali Masuk PPKM Level 3

Selain melakukan penghijauan di sekitar sekolah, Nurnaningsih mengungkapkan dibuat juga sumur resapan biopori dan tandon air hujan untuk menghemat dan menyelamatkan energi.

Dalam penilaian Sekolah Adiwiyata kategori SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah ini, Nurnaningsih menargetkan penghargaan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLB) Jawa Tengah tersebut dapat diraih oleh SMPN 1 Boyolali.

“Kalau kami dalam berkegiatan selalu pasang target tinggi, nanti biar Tuhan yang menentukan. Jadi kami selalu optimis karena anak-anak sudah membudayakan selalu memilah sampah, diawali dengan program LISA,” jelas Nurna.

Hijau, Nyaman, dan Asri

Ia kemudian menjelaskan LISA adalah singkatan dari Lihat Sampah dan Ambil. Jadi konsep tersebut ditanamkan kepada warga SMPN 1 Boyolali setiap melihat sampah yang tergeletak untuk dimasukkan ke dalam tong sampah.

Baca juga: Pesona Stabelan, Dusun di Boyolali Berjarak 3,5 Km dari Puncak Merapi

Nurnaningsih berharap gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) tersebut tidak hanya di lingkungan SMPN 1 Boyolali, tapi di rumah dan lingkugan tempat tinggal para murid, guru, dan warga SMPN 1 Boyolali yang lain.

“Kemudian, harapan ke depan, situasi fisik seperti ini semakin hari semakin di tingkatkan. Jadi bukan hanya karena ada penilaian sekolah adiwiyata kemudian kami bergerak, bukan ya. Minimal dipertahankan, diupayakan terus meningkat, sehingga suasana di SMPN 1 Boyolali semakin hari semakin hijau, nyaman dan asri,” harapnya

Sementara itu, ketua pelaksana gerakan PBLHS SMPN 1 Boyolali, Nurul Rohmadi mengatakan PBLHS di lingkungan SMPN 1 Boyolali bermaksud untuk perubahan karakter dan perilaku pada siswa, guru, warga sekolah bahkan warga sekitar sekolah.

“Intinya gerakan tersebut berwawasan lingkungan, kalau dalam bahasa asing adalah istilah green school atau sekolah hijau. Jadi sekolah yang asri, aman dan nyaman untuk proses pembelajaran,” kata Nurul.

Baca juga: Makam Beteng Boyolali Diresmikan Jadi Wisata Religi untuk Umum

Nurul Rohmadi mengungkapkan ada beberapa cara untuk membudayakan gerakan PBLHS kepada siswa, salah satunya adalah pembentukan kader adiwiyata.

“Kami membentuk kader adiwiyata SMPN 1 Boyolali, kami bentuk ada 20 persen dari jumlah siswa, jadi ada sekitar 175 siswa yang menjadi kader dengan total sekitar 850 siswa, Kemudian dari 175 siswa, kami bentuk menjadi beberapa pokja [kelompok kerja],” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya